Merasa Gloomy Di Tahun Baru, Kok Bisa?

| 31 Dec 2019 18:29
Merasa Gloomy Di Tahun Baru, Kok Bisa?
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Kebanyakan orang pastinya akan merayakan tahun baru dengan penuh kegembiraan atau semangat menyusun rencana di tahun depan. Meski ada pula yang merasa sepanjang tahun 2019 ini banyak rencananya yang gagal, hal itu juga tak mengurangi semangat mereka untuk memulai lembaran baru di tahun 2020.

Sayangnya, tidak semua orang bisa ikut larut dalam kegembiraan pesta tahun baru. Ada segelintir orang yang justru merasakan hal sebaliknya, mereka lebih memilih menenggelamkan diri dalam kesedihan.

Dikutip dari Broadly, Selasa (31/12/2019) kita diajak untuk memahami kenapa sih ada orang yang begitu gloomy menyambut tahun baru? Hal ini dijelaskan oleh Dr. Larry Kubiak, Direktur Layanan Psikologis di Tallahasee Memorial Behavioral Health Center.

Dr. Larry berujar momen merefleksikan diri adalah alasan mengapa malam tahun baru lebih suram daripada hari raya lainnya. Iya, perayaan hari raya seperti Natal atau Lebaran kadang bikin lelah secara mental lho. "Kamu menjadi semakin tertekan setiap kali harus merefleksikan diri. Apalagi kalau kamu merasa tidak sehabat yang lain," ujar Larry.

Menurutnya, kebanyakan orang menggunakan momen tahun baru sebagai ajang untuk merefleksikan diri, baik itu kegagalan maupun keberhasilan. Larry mengatakan, jika yang direfleksikan adalah sebuah kegagalan, dampaknya akan membuat malam tahun baru jauh lebih berat. Sekalipun orang itu sama sekali tidak didiagnosa mengidap depresi, malam tahun baru akan tetap membuat seseorang dengan refleksi diri yang tak sesuai terasa sangat suram.

Jika orang tanpa depresi berat saja bisa se-gloomy itu, Larry mengatakan, orang yang mengidap depresi dan atau Seasonal Affective Disorder (SAD), bisa jauh lebih buruk lagi. Kegiatan sosial, seperti keluar rumah, bisa menjadi tugas super berat bagi penderita depresi.

Ajakan kawan untuk datang ke sebuah pesta tahun baru, menurut Larry, bisa menambah stres, kenapa? Karena kadang orang tersebut sedang tidak mood keluar rumah, tapi bingung mau beralasan apa untuk menolak undangan pesta. Masalah keuangan akibat liburan tahun baru juga bisa membuat tambah tertekan.

Larry lantas mengutip survei tahunan American Psychological Association, “ Stress in America”, pada 2017. Survei tersebut menemukan “masa depan bangsa” adalah penyebab utama stres orang Amerika saat itu. Dengan demikian, selain sedih memikirkan kegagalan di tahun sebelumnya, kita juga dibuat khawatir akan masa depan.

Dia menegaskan tidak ada yang salah dengan dirimu jika kamu merasa down atau gloomy saat malam tahun baru. Namanya juga manusia, pasti merasakan sedih dan bahagia. "Kamu harus jadi batu dulu kalau tidak mau tertekan atau gelisah," tuturnya.

"Depresi dan kecemasan adalah bentuk emosi normal manusia. Hal ini bisa bermanfaat bagi kita, tetapi juga berbahaya jika terjadi sangat intens dan untuk waktu lama," lanjutnya.

Terkakhir, Larry menyarankan untuk mencari pertolongan baik secara profesional maupun kepada orang terdekat, apabila perasaan negatifnya sudah berlebihan.

Happy New Year..

 

Rekomendasi