Penyebab Hujan Es, Hujan Lokal yang Terjadi Saat Peralihan Musim

| 17 Nov 2022 20:06
Penyebab Hujan Es, Hujan Lokal yang Terjadi Saat Peralihan Musim
Foto via Antara

ERA.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menjelaskan fenomena hujan es merupakan cuaca alamiah yang sudah biasa terjadi. Faktor penyebab hujan es yaitu ketika suatu wilayah tengah mengalami peralihan musim maupun pancaroba dan terdapat awan Cumulonimbus.

Ilustrasi Awan Cumulonimbus (Photo by Nao Takabayashi on Unsplash)

Proses terjadinya hujan es tidak jauh berbeda dengan hujan air biasa, yang membedakan yaitu pada proses kondensasi atau penguapan. Proses kondensasi merupakan proses perubahan uap air menjadi partikel-partikel es yang dipengaruhi oleh suhu udara rendah di ketinggian.

Adapun penyebab hujan es yang paling utama yaitu pembekuan pada proses kondensasi ini. Tepatnya ketika ada proses pengembunan mendadak yang disebabkan pergerakan massa udara naik dan turun sangat kuat di dalam awan Cumulo Nimbus. Sehingga massa udara yang sangat kuat membentuk partikel es yang besar.

Hujan es hanyalah hujan lokal dan berlangsung singkat

Inilah yang menyebabkan hujan es dan proses yang terjadi. Hujan es merupakan hujan lokal dengan luas kira-kira 5-10 km saja. Durasi hujan es pun berlangsung singkat, paling lama 10 menit. Hujan es lebih sering terjadi pada siang atau sore hari.

Dalam ilmu meteorologi, hujan es disebut juga hail. Hujan es merupakan hujan yang menghasilkan bola-bola atau butiran es. Hujan es dapat terjadi di berbagai daerah, termasuk subtropis dan tropis.

Hujan es merupakan fenomena alami yang sebetulnya sudah biasa terjadi. Hujan es pada umumnya berupa bongkahan es besar, ketika sudah turun di dataran rendah barulah akan mencair bersama hujan air lebat.

Fenomena hujan es biasanya terjadi saat pancaroba atau peralihan antara musim hujan dan kemarau. Faktor penyebab hujan es yaitu adanya awan Cumulo Nimbus. Awan ini mempunyai bentuk berlapis-lapis yang mirip dengan kembang kol.

Turunnya hujan es biasanya akan diiringi dengan angin puting beliung. Durasi berlangsungnya hujan es juga cukup singkat, paling lama 10 menit. Biasanya akan lebih sering terjadi antara siang dan sore hari. Uniknya, hujan es hanya mempunyai kemungkinan kecil terjadi di tempat yang sama dalam waktu singkat.

Penyebab Hujan Es

Hujan es merupakan hujan alami yang terjadi tidak begitu saja. Proses terjadinya hujan es pun tak jauh berbeda seperti hujan air biasa. Penyebab hujan es yang paling utama yaitu pembekuan, terutama di masa peralihan musim atau pancaroba.

Hal lain yang bisa menyebabkan hujan es yaitu keberadaan awan Cumulo Nimbus. Awan penyebab hujan es ini bisa diketahui dari warna dan bentuknya. Berlapis-lapis seperti kembang kol, berukuran besar, berwarna kelabu, dan tinggi menjulang.

Awan yang mirip kembang kol ini lebih identik dengan kemunculan badai petir dan hujan lebat. Keduanya merupakan pengaruh pengembunan secara mendadak sehingga terbentuk es yang memiliki ukuran sangat besar. Tak heran jika awan ini menjadi penyebab hujan es. Awan Cumulo Nimbus rata-rata terjadi di bawah 20.000 kaki dan relatif dekat dengan daratan.

Pembekuan merupakan penyebab hujan es. Pembekuan ini terjadi pada proses pengembunan atau kondensasi seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan. Proses kondensasi terjadi saat uap air berubah menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil.

Namun, fenomena hujan es terjadi karena proses pengembunan yang terjadi secara mendadak. Kondensasi penyebab hujan es menjadikan partikel es dengan ukuran yang tidak lagi kecil, tetapi besar. Saat hujan air, partikel es kecil yang jatuh ke permukaan bumi sudah mencair.

Namun ketika terjadi hujan es, partikel es besar akibat pengembunan mendadak yang turun ke bumi masih dengan bentuk bongkahan es. Inilah yang menyebabkan hujan es sebenarnya. Es yang jatuh adalah kondensasi air hujan yang menggumpal di atas permukaan bumi dan disebut sebagai awan gelap.

Demikianlah penjelasan mengenai penyebab hujan es. Semoga penjelasan ini bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi