ERA.id - Jika membeli sebuah produk makanan ringan atau snack, kemasannya biasa menggembung. Apa sih isinya? Nitrogen atau oksigen? Jawabannya adalah nitrogen. Produk-produk yang kemasannya kembung itu, biasanya produk-produk makanan yang mudah menyerap air seperti produk ekstruder (snack chiki), kerupuk, atau biskuit dan wafer.
Nitrogen yang menggembungkan itu, bukanlah udara yang diisi ke dalam ban mobil atau yang ditiupkan ke dalam balon supaya mengembang. Nitrogen ini disebut nitrogen flushing khusus untuk makanan.
Kenapa bukan gas oksigen? Harga gas oksigen lebih mahal dibandingkan harga gas nitrogen per meter kubiknya. Harga oksigen sekitar Rp1,2 juta/m33 sedangkan harga gas nitrogen sekitar Rp700 ribu/m33 (m33/volume udara), seperti dikutip dari tulisan Dosen Ilmu Pangan Universitas Hasanuddin, Februadi Bastian.
Selain itu, jika menggunakan oksigen flushing, maka snack yang mengandung minyak atau lemak, bisa teroksidasi oleh hadirnya oksigen, atau bisa saja terjadi respirasi jika produk yang dikemas masih ada sel aktifnya.
Dilansir dari Hellosehat, oksigen juga akan memicu jamur, ragi, dan bakteri aerob berkembang dan merusak makanan. Sehingga, makanan akan cepat tengik atau berubah warna jika terlalu lama terkena paparan oksigen, seperti halnya makanan yang dibiarkan dalam keadaan terbuka.
Kenapa bukan udara biasa saja seperti udara bebas? Begini, komposisi udara terdiri dari 78,09 persen nitrogen, 20,95 persen oksigen, 0,04 persen karbondioksida, sisanya gas lain. Selain itu, udara biasa juga mengandung uap air.
Nah, kehadiran oksigen dan uap air ini tidak dikehendaki dalam kemasan pangan, karena bisa menjadi pendukung timbulnya mikroba, atau terjadi reaksi oksidasi dan pelunakan tekstur pada produk makanan karena uap air.
Jadi alasannya diisi gas nitrogen, supaya produk yang ada di dalam kemasan tidak bereaksi dengan gas lain, karena gas nitrogen lebih bersifat netral. Ini juga merupakan salah satu metode modified atmosphere packaging.
Sementara dilansir Bored Panda, proses memasukkan nitrogen ke dalam kemasan makanan ringan bertujuan untuk menjaga agar makanan ringan tetap renyah hingga puluhan hari.
Setiap merek makanan ringan memang memiliki presentase perbandingan isi yang berbeda. Ada yang jumlah nitrogennya sampai 50 persen, ada pula yang kurang dari itu.
Juga harus diakui kemasan yang menggembung lebih memakan tempat. Akibatnya berdampak ke biaya yang harus dikeluarkan untuk pengangkutan dan harga yang pada akhirnya harus dibayar oleh konsumen. Belum lagi jejak karbon yang ditinggalkan dari proses distribusi yang panjang tersebut.