Oxford Rilis Daftar Cermat Untuk Menakar Efek Samping Vaksin

| 23 Sep 2020 07:43
Oxford Rilis Daftar Cermat Untuk Menakar Efek Samping Vaksin
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Unsplash/Vincent Ghilione)

ERA.id - Sebuah daftar cermat (checklist) perihal uji klinis vaksin dirilis oleh peneliti Universitas Oxford pada Senin, (21/9/2020). Daftar itu bisa menjadi pegangan para peneliti vaksin di seluruh dunia agar lebih akurat dalam mendeteksi efek samping dari sebuah vaksin.

Daftar yang dinamai TIDieR-Placebo ini berisi aspek-aspek yang perlu disampaikan mengenai elemen kontrol, atau plasebo, dalam uji klinik produk vaksin.

Dalam uji klinis suatu vaksin, sebagian volunter yang masuk dalam kelompok kontrol disuntik tidak dengan vaksin, melainkan plasebo. Ada plasebo berupa larutan garam, ada pula yang berupa vaksin lain. Contohnya, dalam menguji vaksin AstraZeneca, peneliti Universitas Oxford menggunakan vaksin meningitis dan septicaemia sebagai plasebo.

Singkatnya, dalam uji klinis vaksin COVID-19, salah satu kegunaan plasebo adalah untuk mengidentifikasi efek samping dari vaksin korona. Namun, selama 15 tahun terakhir, seperti disampaikan Direktur Oxford Empathy Programme Jeremy Howick, beberapa uji klinis tidak membeberkan apa komposisi dari plasebo yang mereka pakai dan akhirnya menyulitkan pengukuran efek samping dari suatu produk vaksin baru. Kadar efek samping sulit ditentukan jika ternyata plasebo yang dipakai menghasilkan efek seperti produk vaksin yang diteliti.

"Peneliti mencari perbedaan. Jadi jika vaksin yang diuji menghasilkan sensasi kebas yang lebih hebat di area yang disuntik dibandingkan dengan akibat plasebo, maka bisa dikatakan bahwa kebas tersebut adalah efek samping dari vaksin tersebut," kata Howick. "Namun, jika plasebo dan vaksin menghaislkan efek yang sama (misalnya, ruam kemerahan dan bengkak), maka efek samping tidak bisa dideteksi dengan cara biasa."

Howick mengatakan bahwa, karena peneliti jarang melaporkan apa yang terkandung dalam plasebo mereka, seringkali efek samping susah diidentifikasi. Hal ini mempersulit peneliti untuk menentukan dampak buruk yang bisa diakibatkan oleh suatu vaksin baru.

Dirilis di jurnal PLOS Medicine, daftar checklist medis TIDieR-Placebo berusaha mengurangi kejadian semacam ini. Daftar ini mendorong para pembuat dan penguji vaksin COVID-19 untuk secara transparan melaporkan komposisi plasebo atau suntikan kontrol mereka. Selain mengenai komposisi plasebo, peneliti vaksin juga akan diminta untuk menjabarkan setting uji klinis dan sistem evaluasi pelibatan para volunter.

Rekomendasi