Bangsa Mestizo Tinggal di Lubuk Hati Che Guevara

| 09 Oct 2020 17:02
Bangsa Mestizo Tinggal di Lubuk Hati Che Guevara
Che Guevara memimpin revolusi di Kuba dan Bolivia pada era 1954-1967. Ia ditangkap oleh militer Bolivia, yang didanai oleh CIA, pada 9 Oktober 1967 di kota La Higuera. (Dok: Istimewa)

ERA.id - Perjalanan menyusuri Amerika Selatan pada 1951-1952 mengubah Che Guevara dari sebatas mahasiswa kedokteran menjadi tokoh revolusioner yang memiliki mimpi mempersatukan bangsa-bangsa Amerika Latin.

Sebelum menjadi ikon pergerakan marxisme, Che Guevara adalah warga Argentina biasa yang lahir di keluarga menengah-atas. Lahir pada tanggal 14 Juni 1951, pria bernama asli Ernesto Rafael Guevara de la Serna ini memilih belajar ilmu kedokteran di Universitas Buenos Aires.

Di fakultas kedokteran itulah ia berkenalan dengan Alberto Granado, dengan siapa Che bakal melewatkan 9 bulan menyusuri jalanan Argentina, desa-desa miskin di Peru, hingga menyusuri hutan Amazon.

Che Guefara di Pyongyang (DW)

Melihat Amerika Latin dari Dekat

Perjalanan yang dimulai pada Desember 1951 itu awalnya dijalani dengan motor Norton 500cc. Namun, motor itu 'terkapar' setelah dipaksa melaju di Pegunungan Andes. Mereka lalu meniti perjalanan dengan berjalan kaki, menumpang kendaraan yang lewat, bahkan membangun rakit saat menyusuri Sungai Amazon.

Guevara dan Granado sangat tersentuh oleh pengalaman menyusuri Amerika Selatan. Mereka melihat keindahan reruntuhan Machu Picchu dan keindahan Danau Titicaca di Peru. Keduanya, menyusuri Amazon, belajar tari Mambo-Tango, bahkan melatih klub sepak bola di kota Leticia, Kolombia.

Namun, keduanya juga menyaksikan eksploitasi terhadap warga Peru di tambang tembaga kota Chuquicamata. Mereka melihat betapa warga asli Peru terlalu miskin di tengah kekayaan yang ada di situ.

"Sorot mata mereka lemah, bahkan ketakutan, dan sangat tidak peduli pada dunia luar. Beberapa orang memberikan kesan bahwa mereka bertahan hidup hanya karena mereka tidak punya alasan lain," tulis Guevara dalam buku hariannya.

Namun, satu hal monumental terjadi kala kedua sekawan itu sampai di sebuah desa pemukiman 600 pasien lepra di sebelah timur Peru. Di situ mereka melihat bagaimana pasien lepra, yang selama ini "diperlakukan seperti binatang", bisa dimanusiakan dan dirawat dengan baik.

Che Guevara. (Foto: Commons Wikimedia)

Bagi Guevara, di Peru, di tengah kemiskinan dan kebaikan para warganya, ia melihat bahwa seluruh rakyat Amerika Latin, meski terbagi-bagi dalam ilusi batas-batas kenegaraan, merupakan satu ras mestizo.

"Jadi, untuk membebaskan diriku dari beban cupetnya cara pikir provinsial, aku bersulang untuk Peru dan demi bersatunya Amerika Latin," kata Guevara dalam sebuah pesta yang diadakan untuk menghormati kehadiran kedua karib itu. Dan di momen itulah lahir seorang Che Guevara (Che: spa. Bung), tokoh pembebasan Amerika Latin.

Revolusi Seorang 'Che'

Karir revolusioner Guevara dimulai lewat pertemuannya dengan kakak-beradik Fidel dan Raul Castro di Meksiko, 1954. Che Guevara pun diajak terlibat dalam Revolusi Kuba untuk menggulingkan pemerintahan Batista di Kuba. Guevara pun menjadi penasihat militer gerakan tersebut dan memimpin taktik gerilya, hingga akhirnya Castro berhasil menang dan berkuasa di Kuba sejak tahun 1959.

Guevara lantas diberi posisi yang cukup signifikan di Kuba. Pertama, ia diminta menjadi kepala lapas Cabaña Fortress. Kemudian, ia mengepalai Bank Federal Kuba. Di era inilah ia mengubah haluan ekonomi Kuba dari Amerika Serikat menuju Uni Soviet. Pada 11 Desember 1964, Guevara berbicara di depan Majelis Umum PBB, mendukung kemerdekaan rakyat Puerto Rico. Setahun kemudian, ia diangkat Castro menjadi menteri perindustrian Kuba.

Zhou Enlai bertemu dengan Che Guevara pada Februari 1965. (Foto: Commons Wikimedia)

Namun, pada tahun 1965, Guevara memilih meninggalkan posisi tersebut demi menyebarkan semangat revolusi ke Bolivia. Sayangnya revolusi ini gagal. Ia akhirnya tertangkap oleh militer Bolivia, yang didanai oleh Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA), pada 9 Oktober, 1967 di kota La Higuera. Ia pun dieksekusi mati oleh satuan militer tersebut.

Saat ini ketokohan Che Guevara telah mendunia. Wajahnya banyak terpampang di kaos-kaos, buku hariannya selama perjalanan menyusuri Amerika Latin difilmkan (The Motorcycle Diaries, 2004). Ia menjadi lambang pergerakan di dalam budaya populer.

Meski ada banyak orang yang mengingat kekejamannya (ia mengeksekusi mati 114 orang, tanpa proses peradilan, saat bertugas di Cabaña Fortress), hidup Guevara menyimbolkan semangat kemanusiaan dan empati bagi manusia Amerika Latin.

Wajah-wajah kemanusiaan di Peru telah mengobarkan jiwanya untuk membawa bangsa mestizo pada kesetaraan dan hidup yang layak. Ia telah merevolusi diri dari seorang sarjana kedokteran menjadi 'Che' yang kita kenal hingga saat ini.

Rekomendasi