ERA.id - Salah satu atlet tenis meja Indonesia yang punya peluang besar di masa depan sedang kuliah di Universitas Indonesia (UI) lho. Banyak atlet yang lahir dari olahraga individu atau tim ini, salah satunya Anaqi Davala, mahasiswa program studi Administrasi Perpajakan, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI).
Tenis meja atau pingpong sendiri merupakan salah satu olahraga yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Anaqi mulai bermain tenis meja sejak duduk di bangku sekolah dasar.
“Tenis meja terlihat sederhana, tetapi sebenarnya membutuhkan taktik, perasaan, dan latihan fisik. Pertandingan pertama saya saat mengikuti kompetisi Olimpiade Olahraga Pelajar Nasional (O2SN) tingkat kabupaten, kemudian dilanjutkan ke tingkat provinsi saat saya kelas 5 SD,” ungkap kata Anaqi dilansir dari Vokasi UI.
Atlet Tenis Meja Indonesia dengan Segudang Prestasi
Pengalaman Davala di tenis meja terus ia geluti hingga saat ini. Berbagai kompetisi yang diikutinya telah mengantarkan meraih prestasi, baik di tingkat regional, nasional, bahkan internasional.
Anaqi sukses mewakili Indonesia di Singapore Invitational Table Tennis Tournament 2019 kategori 5th Boys Single's U-17 dan menduduki peringkat ke-8 tingkat Asia. Di tingkat regional dan nasional, Anaqi telah memenangkan beberapa turnamen dan kejuaraan, antara lain Juara Tim Liga Utama Sumatera 2021; Juara 3 Tunggal Putra U-18, Pangdam Jaya Cup 2020; Juara 1 Divisi V Nusantara, HANSON Open 2019; Juara 3 Tunggal Putra U-18 Kejuaraan Tenis Meja Mahasiswa Nasional Open University Cup 2019; Juara 1 Tunggal Umum Putra Kejuaraan Provinsi Riau 2019; dan lain-lain.
Selain itu, Anaqi juga beberapa kali mewakili Provinsi Riau dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) tahun 2015 dan 2017. Selain tenis meja, Anaqi juga cukup aktif di kegiatan olahraga lainnya yaitu PUBG Mobile E-sports. Saat ini, ia juga menjadi tim inti di UI Esports Club (UIESC).
Selain aktivitasnya sebagai atlet, Anaqi juga tetap menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa.
“Untuk membagi waktu antara pelatihan dan studi, hal pertama yang saya lakukan adalah menentukan skala prioritas agar semua kegiatan dapat terorganisir dengan baik. Akademik tetap menjadi prioritas utama bagi saya. Untuk latihan rutin saya sendiri, saya menyesuaikan jadwal dengan kegiatan akademik. Sedangkan jika musim sudah masuk, saya akan menambah intensitas waktu latihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tentunya setelah saya menyelesaikan kegiatan akademik saya terlebih dahulu,” jelas Anaqi.
Anaqi mengatakan bahwa keseimbangan antara akademik dan non-akademik juga penting bagi semua orang.
“Selain bertanggung jawab atas kegiatan yang dapat meningkatkan soft skill, tentunya saya tetap memiliki kewajiban untuk menyelesaikan kepentingan akademik yang akan menjadi tonggak dasar untuk masa depan saya. Kedua hal ini harus sama-sama seimbang dilakukan dengan baik dalam hidup saya. Kita bisa memiliki mimpi yang besar. Namun, berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan mimpi itu lebih penting,” tambah Anaqi.
Selain atlet tenis meja Indonesia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…