ERA.id - Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer menilai protes anti-Glazer "terlalu berlebihan" alias lebay, atas sikap itu, pertandingan timnya melawan Liverpool terpaksa ditunda. Walau dicap lebay, Solskjaer menganggap suara fans tersebut tetap harus didengarkan.
Kemarahan fans kepada keluarga Glazers, pemilik klub asal Amerika yang mengambil alih MU pada 2005, memuncak setelah sang pemilik baru-baru ini berupaya untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Ribuan fans berdemonstrasi ke Old Trafford menentang rencana itu sebelum pertandingan Liga Premier yang dijadwalkan Minggu melawan rival berat MU, Liverpool.
Bahkan sekitar 200 pendemo masuk ke dalam stadion dan menyerbu lapangan, sementara kelompok demonstran lainnya menyuarakan rasa frustrasi mereka di hotel tim di Manchester.
Solskjaer yang berbicara untuk pertama kalinya sejak kekacauan itu, Rabu (5/5/2021), mengatakan bahwa itu adalah hari yang sulit bagi United yang ingin mengalahkan Liverpool "untuk para penggemar".
"Itu fokus para pemain, itu fokus saya. Tetapi seperti yang saya katakan sebelum pertandingan, kami tetap harus mendengarkan mereka," katanya menjelang pertandingan kedua semifinal Liga Europa melawan Roma di Italia, Kamis.
"Kami harus mendengar suara fans. Itu hak setiap orang untuk memprotes dan harus dengan cara yang beradab, harus dengan cara yang damai."
"Sayangnya ketika Anda masuk ke lapangan di stadion dan ada petugas polisi yang terluka, semua itu sudah terlalu jauh."
"Ketika situasi sudah tidak terkendali seperti itu, maka ini jadi masalah kepolisian. Ini bukan tentang menunjukkan pendapatmu lagi."
Seorang juru bicara polisi mengatakan pada Selasa bahwa enam petugas terluka ketika kembang api dilepaskan dan botol-botol dilempar. Satu polisi diantaranya mengalami retak tulang rongga mata dan satu lagi terluka di wajahnya.
Seorang pria berusia 28 tahun ditahan dan didakwa dengan sejumlah pelanggaran termasuk melempar kembang api dan berperilaku mengancam di luar Hotel Lowry, demikian AFP.