ERA.id - Kampung atlet Olimpiade Tokyo kembali dibuka, Selasa, (17/8/2021), sepekan sebelum dimulainya Paralimpiade ketika Jepang terus bergulat dengan lonjakan kasus Covid-19.
Melansir ANTARA, delegasi pertama Paralimpiade ke kampung seluas 44 hektar di distrik tepi laut Harumi, Tokyo, tiba atu pekan setelah penyelenggara memutuskan untuk mengadakan pertandingan secara tertutup di semua arena sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus.
Seperti halnya dengan para atlet Olimpiade, warga di kampung atlet akan diminta untuk menjalani tes Covid-19 setiap hari, memakai masker dan menjaga jarak fisik.
Namun, karena beberapa atlet Paralimpiade mungkin memiliki risiko lebih tinggi karena kondisi kesehatan yang mendasarinya, penyelenggara mengatakan, mereka akan fokus pada peningkatan keselamatan di kampung atlet untuk Paralimpiade.
Sama halnya dengan Olimpiade, dikutip dari Kyodo, tidak ada acara khusus untuk menyambut para delegasi saat memasuki kompleks berpagar.
Namun, acara tetap diadakan di Prefektur Shizuoka, yang akan menjadi tuan rumah balap bersepeda, menjelang dimulainya estafet obor Paralimpiade.
Selama estafet, api yang menyala di berbagai bagian negara dan di Stoke Mandeville Inggris -- tempat kelahiran gerakan Paralimpiade -- akan digabung menjadi satu. Acara Shizuoka adalah untuk menggabungkan api yang menyala di 35 kota di prefektur tersebut.
Sementara estafet dijadwalkan berlangsung di Tokyo dan tiga prefektur di mana arena Paralimpiade berada, semua segmen kecuali di dua kota di Shizuoka tidak digelar di jalan umum karena pandemi virus corona.
Tokyo berada dalam keadaan darurat COVID-19 sejak 12 Juli. Tokyo melaporkan kasus harian dalam beberapa pekan terakhir dengan jumlah hampir tiga kali lipat dari sebelum dimulainya Olimpiade pada 23 Juli.
Pemerintah Jepang akan memperluas keadaan darurat di luar Tokyo dan lima daerah lain di mana orang disarankan untuk tinggal di rumah. Kebijakan yang saat ini berlaku di ibu kota negara tersebut juga diperkirakan akan diperpanjang hingga akhir Agustus.
"Saya mengerti ada tantangan yang berbeda antara Paralimpiade dibandingkan dengan Olimpiade," kata CEO panitia penyelenggara, Toshihiro Muto.
"Kami akan melakukan upaya terbaik kami agar Paralimpiade tidak terinfeksi virus."
Ketua Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons dan perwakilan dari tiga badan penyelenggara Jepang, Senin, sepakat untuk menggelar pertandingan tanpa penonton di semua arena, yang terletak di Tokyo dan prefektur Chiba, Saitama dan Shizuoka.
Dengan pengecualian, siswa sekolah yang ikut program pendidikan yang didukung pemerintah boleh menonton pertandingan secara langsung.