Atlet Afghanistan Minta Tolong Agar Bisa Tetap Tampil di Paralimpiade Tokyo

| 18 Aug 2021 08:22
Atlet Afghanistan Minta Tolong Agar Bisa Tetap Tampil di Paralimpiade Tokyo
Logo Paralimpiade terpampang di Tokyo, Jepang. (16/8/2021) (Foto: ANTARA/REUTERS/Issei Kato)

ERA.id - Atlet Afghanistan Zakia Khodadadi, Selasa, (17/8/2021), meminta pertolongan agar bisa keluar dari Kabul untuk menghidupkan kembali mimpinya menjadi atlet putri pertama dari negaranya di ajang Paralimpiade.

Komite Paralimpiade Afghanistan (APC) sebelumnya pada Senin (16/8) menyatakan dua atlet mereka batal tampil di Paralimpiade Tokyo 2020 yang dimulai pada 24 Agustus menyusul kekacauan akibat pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Per Minggu, kelompok itu telah menguasai kota-kota besar dan sekarang mengendalikan sebagian besar Afghanistan.

Atlet para-taekwondo Khodadadi dalam pesan video dari Kabul yang diteruskan oleh Chef de Mission APC Arian Sadiqi yang berbasis di London untuk Reuters mengatakan bahwa dia merasa "terpenjara", tinggal dengan keluarga besarnya tapi tidak mampu pergi keluar dengan rasa aman untuk berlatih, belanja atau sekadar mengunjungi rekan dan kerabatnya.

Berbicara dalam bahasa Farsi, dan diterjemahkan oleh Reuters, Khodadadi mengatakan merasa menjadi beban tambahan bagi kerabatnya yang tidak memiliki cukup makanan untuk anak-anak mereka sendiri.

"Saya memohon kepada kalian semua, bahwa saya seorang perempuan Afghanistan dan sebagai wakil dari perempuan Afghanistan saya meminta tolong kepada Anda," kata dia.

"Niat saya berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020, tolong genggam tangan saya dan bantu saya.

"Saya mendesak Anda semua, mulai dari perempuan di seluruh dunia, institusi untuk perlindungan perempuan dari semua organisasi pemerintah, untuk tidak membiarkan hak-hak warga perempuan Afghanistan di gerakan Paralimpiade direnggut begitu saja.

"Kenyataannya adalah kami telah mengangkat diri kami sendiri dari situasi ini, bahwa kami telah mencapai begitu banyak, ini tidak bisa dianggap enteng. Saya telah banyak berkorban, saya tidak ingin perjuangan saya sia-sia dan tanpa hasil. Bantu saya."

Khodadadi, 23, dan atlet lari Hossain Rasouli dijadwalkan untuk tiba di Tokyo pada Selasa tapi kini tak bisa melakukan penerbangan.

Kelompok Taliban mengatakan kepada para reporter dalam konferensi pers pertama mereka di Kabul pada Selasa bahwa mereka akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Konferensi pers itu digelar setelah Amerika Serikat dan negara-negara Barat sekutunya mengevakuasi diplomat dan warga mereka, menyusul kekacauan di bandara Kabul ketika warga Afghanistan berupaya kabur dari terminal yang dipadati oleh kelompok Taliban itu.

Rekomendasi