Pegawai Google Protes Kantornya yang Bermesraan dengan Israel karena Proyek Nimbus

| 18 Apr 2024 12:15
Pegawai Google Protes Kantornya yang Bermesraan dengan Israel karena Proyek Nimbus
Google.

ERA.id - Pegawai Google memprotes hubungan Google dengan Israel dengan menduduki dua kantor perusahaan raksasa teknologi itu di California dan New York.

Aksi protes pada Selasa (16/4) itu dipimpin oleh kelompok yang disebut "No Tech For Apartheid", yang mengatakan pihaknya menuntut Google dan Amazon "membatalkan kontrak Nimbus mereka dengan pemerintah dan militer Israel."

Di Sunnyvale, California, para pengunjuk rasa berjanji untuk tetap tinggal sampai Google mengakhiri kontrak senilai 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp19,5 triliun) dengan Amazon, yang akan menyediakan layanan komputasi awan (cloud) dan pusat data ke Israel untuk proyek Nimbus.

Aksi protes itu disiarkan langsung di saluran layanan streaming video Twitch.

Setelah sekitar 10 jam aksi protes berlangsung, polisi menangkap sejumlah kelompok karyawan di New York dan California, kata kelompok tersebut melaporkan melalui media sosial X.

Aksi protes tersebut juga berbarengan dengan serangan berkelanjutan Israel di Jalur Gaza, yang sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan 34.000 jiwa.

Proyek Nimbus

Nimbus mencakup sistem pembelajaran mesin dan komputasi awan yang memungkinkan penyimpanan, pengumpulan, analisis data, serta identifikasi motif dan fitur dari data, serta prediksi potensi data dan motif.

Kontrak senilai 1,2 miliar dolar AS untuk proyek ini ditandatangani pada April 2021 antara Israel, Google, dan Amazon.

Israel mengumumkan pada April 2021 bahwa Google dan Amazon memenangkan tender besar dari negara itu, yang memungkinkan Israel untuk membangun pusat server penyimpanan cloud lokalnya.

Sistem ini dapat mengumpulkan semua sumber data yang disediakan oleh Israel dan militernya, termasuk basis data, sumber daya, dan bahkan sumber observasi data langsung, seperti kamera jalanan dan drone.

Para kritikus berpendapat bahwa proyek Nimbus dapat membantu Israel melanjutkan sistem penindasan, dominasi, dan segregasi terhadap rakyat Palestina yang mirip apartheid.

Sumber: Anadolu

Rekomendasi