ERA.id - Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia, AMVESINDO, melihat perusahaan rintisan di Indonesia tetap akan mendapatkan pembiayaan meski pun sedang dilanda pandemi virus korona.
"Pandemi akan menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi startup, UMKM, dan modal ventura untuk pemulihan," kata Ketua Umum AMVESINDO, Jefri Sirait, dalam acara diskusi daring "Mengupas Dinamika dan Tren Pendanaan Startup 2020-2021", Senin (2/11/2020).
Temuan AMVESINDO, Indonesia merupakan pasar yang menarik di kawasan Asia Tenggara, selama tiga tahun terakhir, jumlah pendanaan dan transaksi yang masuk cenderung meningkat.
Pendanaan startup, yang diumumkan, pada 2017 mencapai 2,9 miliar dolar Amerika Serikat, berjumlah 67 transaksi. Tahun berikutnya, 2018, jumlahnya menurun 1,465 miliar dolar, sementara jumlah transaksi naik menjadi 71.
Pada 2019, jumlah pendanaan kembali menyentuh angka 2,9 miliar dolar dan jumlah transaksi naik menjadi 113.
Selama tiga tahun terakhir, sektor yang paling banyak mendapatkan pendanaan adalah teknologi finansial, software as a service (SaaS), e-commerce, new retail dan logistik.
Hingga kuartal ketiga 2020, AMVESINDO mencatat jumlah pendanaan yang masuk mencapai 1,9 miliar dolar dan 52 transaksi. Catatan asosiasi, penurunan ini disebabkan karena investor menunda berinvestasi.
"Minat investor masih besar sekali," kata Wakil Ketua I AMVESINDO William Gozali, dalam acara yang sama.
Kuartal ketiga tahun ini, sektor teknologi finansial menjadi yang paling banyak mendapatkan pendanaan, diikuti edutech, yang juga semakin diminati melihat situasi terkini.
Sektor edutech, menurut asosiasi, mendapatkan pendanaan di kisaran angka 20 juta hingga 100 juta dolar.
"Ada optimisme di tengah pandemi, startup Indonesia tetap dapat pendanaan dan juga menggembirakan karena industri ini, secara makro, diperkirakan sangat positif," kata William
Asosiasi melihat startup yang mendapatkan pendanaan di tengah pandemi ini merupakan mereka yang berperan dalam digitalisasi UMKM.