Google Chrome Kamu Mungkin Riskan Diretas, Perbarui Sekarang Juga

| 07 Feb 2021 12:15
Google Chrome Kamu Mungkin Riskan Diretas, Perbarui Sekarang Juga
Ilustrasi: Google. (Foto: Pawel Czerwinski/Unsplash)

ERA.id - Google Chrome adalah salah satu peramban internet paling populer di dunia. Ia tak hanya dipakai di sistem operasi Windows dan Mac, tapi juga di iPhone hingga Android. Aplikasi ini terus diperbarui oleh pengembangnya, dan pembaruan di hari Kamis, (4/2/2021) termasuk yang paling penting dan perlu segera diterapkan oleh para pengguna.

Melansir situs teknologi BGR, tiap pengguna peramban Google Chrome saat ini perlu memastikan versi aplikasi mereka adalah versi 88.0.4324.150, atau versi terkini dari aplikasi ini.

Jika tidak, segera unduh versi tersebut dan nyalakan ulang Google Chrome untuk mengaktifkan versi tersebut.

Caranya, pertama klik simbol titik tiga di kanan atas layar kamu. Lalu pilih menu Help/Bantuan dan About Google Chrome/Tentang Google Chrome.

Chrome update

Setelah itu, kamu akan masuk ke laman detail versi Google Chrome kamu. Bila, versi perambanmu belum diperbarui, perangkat lunak ini akan memperbarui diri secara otomatis.

Chrome update

Versi terbaru peramban Chrome ini penting karena memiliki 'penambal' (patch) untuk sebuah lubang sistem operasi yang sangat riskan diretas orang-orang jahat. Lubang sistem tersebut disebut sebagai 'zero-day vulnerability', yang hanya bisa diatasi ketika perangkat tersebut diperbarui.

Penjalasan secara lebih teknis bisa dibaca di sini.

Google telah mengonfirmasi lubang sistem tersebut telah sempat dieksploitasi dalam sejumlah rangkaian peretasan. Untungnya seorang periset bernama Mattias Buelens menemukan kesalahan tersebut dan melaporkannya pada Google pada tanggal 24 Januari.

Google langsung perilis laporannya dua hari setelah pernyataan Buelens dan mengumumkan bahwa sejumlah serangan siber oleh peretas Korea Utara sudah sempat membobol lubang tersebut, merusak sejumlah komputer milik peneliti dunia siber Barat. Metode penyerangannya adalah memancing para ilmuwan untuk mengunjungi sebuah situs blog di mana para peretas akan menjalankan perangkat lunak perusak (malware) di komputer pengunjung.

Perusahaan pencipta Google Chrome belum berkenan membeberkan detail lengkap mengenai kesalahan sistem ini hingga ada cukup banyak pengguna yang memperbarui aplikasi peramban tersebut.

Rekomendasi