ERA.id - Facebook mengumumkan pihaknya berencana untuk berhenti menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah secara otomatis dalam waktu dekat. Penghentian ini berlaku untuk foto dan video yang diposting di jejaring sosial menyusul perubahan nama Facebook baru-baru ini.
Pada Selasa (2/11/2021), Facebook mengumumkan perusahaan yang berganti nama menjadi Meta akan menghentikan fitur pengenalan wajah pada perangkatnya. Pihaknya juga berencana untuk menghapus data yang telah dikumpulkan melalui penggunaan perangkat lunak tersebut, yang berkaitan dengan lebih dari satu miliar wajah orang di dunia.
Keputusan tersebut diumumkan dalam sebuah posting blog yang ditulis oleh wakil presiden kecerdasan buatan Jerome Pesenti. Di mana sebelumnya perusahaan itu secara luas sedang diselidiki untuk potensi bahaya karena kebocoran ratusan dokumen internal.
"Perubahan ini akan mewakili salah satu perubahan terbesar dalam penggunaan pengenalan wajah dalam sejarah teknologi. Perusahaan dalam beberapa minggu mendatang akan menghapus template pengenalan wajah individu lebih dari satu miliar orang," kata Jerome Pesenti, dikutip AP, Rabu (3/11/2021).
Tahun lalu, Facebook juga menyelesaikan perselisihan hukum yang sudah berlangsung lama tentang cara memindai dan menandai foto. Kasus ini telah berlangsung sejak 2015, dan disepakati bahwa perusahaan akan membayar 550 juta dolar (Rp7,8 triliun) kepada sekelompok pengguna di Illinois, yang berpendapat bahwa alat pengenal wajahnya melanggar undang-undang privasi negara bagian.
Perusahaan teknologi lain seperti Amazon dan Microsoft telah menangguhkan penjualan produk pengenalan wajah kepada polisi karena penggunaan teknologi tersebut menjadi lebih kontroversial.
Facebook, yang selain menjalankan jaringan media sosial terbesar di dunia juga memiliki Instagram dan layanan pesan Whatsapp, mendapat tekanan yang semakin besar dari regulator dan politisi.
Kasus hukum itu juga menghadapi pengawasan yang meningkat dari regulator termasuk Komisi Perdagangan Federal AS, yang telah mengajukan gugatan antimonopoli yang menuduh praktik antipersaingan.
Pada tahun 2019 Facebook berhenti secara otomatis mengenali orang di foto dan menyarankan orang untuk "menandai" mereka, dan alih-alih menjadikannya sebagai default, meminta pengguna untuk memilih apakah mereka ingin menggunakan fitur pengenalan wajahnya.
Meski pun demikian, Facebook menegaskan masih akan bekerjasama dengan teknologi pengenalan wajah dan dapat menggunakannya pada produk-produknya, mulai dari jejaring sosial hingga sepasang kacamata pengambilan gambar yang futuristik di masa depan.
"Ke depan, kami masih melihat teknologi pengenalan wajah sebagai alat yang ampuh, misalnya, untuk orang yang perlu memverifikasi identitas mereka, atau untuk mencegah penipuan dan peniruan identitas," ujar Pesenti.
Dalam postingannya, Pesenti juga menunjukkan kekhawatiran tentang kelayakan teknologi, yang telah dicermati karena semakin banyak digunakan tetapi, setidaknya di Amerika Serikat hampir tidak diatur.
"Kita perlu mempertimbangkan kasus penggunaan positif untuk pengenalan wajah terhadap kekhawatiran masyarakat yang berkembang, terutama karena regulator belum memberikan aturan yang jelas," jelasnya.
Langkah untuk berhenti menggunakan perangkat lunak dan menghapus data yang terkait dengan pengguna fitur yang ada menandai perubahan besar bagi Facebook, yang telah menjadi pengguna utama dan pendukung teknologi tersebut.
Perusahaan baru-baru ini mengumumkan nama baru, Meta, untuk perusahaan induk yang lebih luas menyusul serangkaian cerita negatif tentang Facebook.