ERA.id - Bulan Ramadan sudah hampir berakhir dan umumnya, Tunjangan Hari Raya (THR) sudah mulai kita terima. Biasanya, THR akan kita gunakan untuk membeli beragam kebutuhan dalam menyambut hari raya seperti pakaian baru, hampers, hingga membeli tiket transportasi mudik dan rekreasi.
Era digital telah mengubah cara kita memperingati Hari Raya. Kemudahan akses informasi dan hadirnya perbankan digital serta fintech membuka gerbang baru untuk berbelanja kebutuhan Hari Raya.
Fenomena ini sejalan dengan laporan World Bank yang memprediksi rakyat Indonesia akan menghabiskan USD70 Miliar (atau setara dengan Rp1.104,25 triliun) pada bulan Ramadan tahun ini.
Apalagi dengan berbagai promo dan diskon menarik yang ditawarkan pada Hari Belanja Online Nasional atau harbolnas yang jatuh pada tanggal kembar 4.4 tentu akan semakin mendorong kita untuk berbelanja.
Walaupun kini bertransaksi semakin mudah, tetap penting bagi kita untuk terus memperbarui pengetahuan akan cara bertransaksi digital secara aman.
Untuk itu, simak beberapa tips berikut untuk mempersiapkan dirimu dalam menghadapi bulan Ramadan dan momentum Lebaran, dari keterangan resmi DBS Indonesia.
1. Periksa dan lindungi akun digital dahulu sebelum mentransfer THR kepada keluarga
Menyambut Idul Fitri yang kian dekat, ada berbagai kebiasaan yang kita lakukan setiap tahun. Salah satunya adalah memberikan sebagian dari THR atau penghasilan kita kepada keluarga atau kerabat dekat seperti orang tua, anak, keponakan, dan lain-lain.
Selain diberikan secara fisik, kini kita juga bisa mentransfer secara digital yang lebih mudah dan cepat. Untuk memastikan keamanan transaksi, ada baiknya kita memeriksa aktivitas akun perbankan dan dompet digital kita secara rutin.
Aktifkan pemberitahuan transaksi sehingga kita dapat segera mengetahui setiap aktivitas yang mencurigakan. Selain itu, gunakan kata sandi yang kuat dan selalu aktifkan two factor authentication (2FA) bila memungkinkan untuk perlindungan tambahan.
2. Saat ingin beli tiket mudik, hindari menggunakan koneksi Wi-Fi publik
Mudik menjadi salah satu tradisi saat Lebaran, di mana banyak orang pulang ke daerah asalnya masing-masing untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat.
Salah satu hal yang umum dipersiapkan adalah membeli tiket mudik dari jauh-jauh hari agar masih bisa mendapatkan kursi dan dengan harga yang lebih terjangkau.
Tak jarang, ketika hendak melakukan transaksi, kita numpang Wi-Fi di restoran, shopping centre, atau kafe, termasuk saat membeli tiket mudik. Koneksi Wi-Fi yang gratis dan kencang tentunya membuat kita semakin betah karena menghemat pengeluaran kuota ponsel.
Tidak banyak orang tahu bahwa menggunakan koneksi Wi-Fi publik amat rentan terhadap serangan hacker, malware, dan penyadapan. Para hacker dapat dengan mudah mendapatkan beragam informasi pribadi dan mengelabui kita karena lemahnya pengamanan Wi-Fi publik.
Untuk itu, sebisa mungkin hindari untuk melakukan transaksi online ketika terhubung ke Wi-Fi publik. Jika kita sedang ingin berbelanja, membeli tiket perjalanan, booking hotel, atau berdonasi, sebaiknya menggunakan kuota selular pribadi saja.
Kita juga dapat mengaktifkan fitur Virtual Private Network (VPN) saat menggunakan Wi-Fi publik untuk menyamarkan identitas serta mengenkripsi semua situs yang memuat data penting yang kita miliki.
Selain itu, setelah selesai menggunakan Wi-Fi di tempat umum, jangan lupa untuk log out dengan meng-klik 'Forget Network' atau 'Lupakan Jaringan' untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ketika kita kembali ke tempat tersebut dan tersambung dengan Wi-Fi secara otomatis. Kiat-kiat ini tak hanya terbatas pada tiket mudik dan momen Lebaran saja, tapi juga berlaku sepanjang tahun.
3. Berhati-hati saat membayar zakat atau mengakses laman sedekah digital
Bagi yang ingin menunaikan kewajibannya dalam menyambut Bulan Suci, menjadi penting untuk menggunakan platform tepercaya agar dana yang kita berikan dapat tersampaikan dengan baik dan dikelola secara tepat guna.
Untuk itu pastikan ketika memberikan zakat untuk memilih platform yang sudah memiliki reputasi yang dipercaya banyak orang dengan transparansi pelaporan yang baik.
Selain itu, adanya Quick Response Indonesia Standard (QRIS) merupakan salah satu opsi membayar zakat yang mudah. Cukup scan QRIS, masukkan password. Tapi kita harus tetap hati-hati terhadap penipuan.
Waspadai QRIS palsu di tempat umum dan situs abal-abal. Jika ingin membayar zakat melalui QRIS di lokasi transaksi, perhatikan lokasinya, jangan pindai jika tampak mencurigakan, perhatikan nama merchant yang ditampilkan saat memindai kode, dan pastikan kode QRIS nama merchant sudah sesuai. Jangan melakukan pembayaran kode QRIS yang mencantumkan tautan URL yang dipersingkat misalnya www.zkt16.qris.id.
Kemudian, seringkali bermunculan beberapa oknum yang memalsukan identitasnya baik di media sosial maupun via telepon dan mengaku-ngaku sebagai perwakilan badan atau lembaga tertentu agar mendapatkan data pribadi dan menipu kita.
Untuk itu, pastikan kita tidak memberikan informasi penting seperti nama lengkap, nomor kartu kredit/debit pribadi, tanggal kedaluwarsa kartu, dan kode Card Verification Value (CVV) begitu saja, serta selalu selidiki peruntukan data yang kita berikan.
Jika merasa curiga dengan pihak yang menghubungi dan prosedurnya, lakukan pengecekan lewat situs resmi dan terverifikasi untuk memastikan keaslian mereka. Jika memang terbukti palsu atau akun bodong, abaikan pesannya dan segera laporkan akun atau penelepon tersebut agar tidak muncul korban-korban selanjutnya.
4. Waspada akan social engineering dan manfaatkan contactless transaction demi keamanan
Salah satu modus penipuan yang perlu kita ketahui adalah social engineering, sebuah teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses pada informasi pribadi atau data-data berharga.
Biasanya, pelaku akan berpura-pura menjadi customer service, produser acara TV, atau agen travel and tour. Mereka menjanjikan hadiah atau promo menarik yang bisa kita dapatkan setelah memberikan data pribadi dan penyerang dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mendapatkan akses ke akun tabunganmu dan mengurasnya.
Walau promo dan diskon memang menarik, tapi kita harus tetap waspada. Selalu pastikan keabsahannya dan jika ragu atau menemukan bukti bahwa ini adalah modus penipuan, jangan lupa untuk langsung blokir nomor tersebut agar tidak menghubungi kita kembali di kemudian hari.
Selain itu, saat hendak mencantumkan data pribadi seperti nomor kartu kredit, kode CVV, dan lain-lain, pastikan kita hanya mengisi pada website/platform yang resmi dan selalu gunakan two factor authentication (2FA).