Menyingkap Nasib Buntung Pegawai Kementan Dipalak "Menteri Rasa Preman" Ala SYL

| 16 May 2024 20:45
Menyingkap Nasib Buntung Pegawai Kementan Dipalak
Ilustrasi. (Era.id/Luthfia Arifah Ziyad)

ERA.idSyahrul Yasin Limpo (SYL) meniti kariernya dari bawah, mulai menjabat sebagai lurah, camat, 25 tahun menjadi kepala daerah, hingga dilantik sebagai Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo pada 2019. Namun, di penghujung masa jabatannya sebagai menteri, ia malah tersandung kasus korupsi. Dan seketika, reputasi yang ia bangun puluhan tahun porak poranda seiring fakta-fakta persidangan yang kian mengungkap kebobrokannya.

Oktober tahun lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan SYL terkait kasus dugaan korupsi berupa pemerasan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan).

Menteri Pertanian periode 2019-2023 itu pun saat ini tengah menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. SYL didakwa melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp44,5 miliar dalam rentang waktu 2020-2023.

Jaksa penuntut umum (JPU) KPK Masmudi mengungkapkan SYL melakukan pemerasan bersama Kasdi Subagyono selaku Sekretaris Jenderal Kementan RI periode 2021-2023 dan Muhammad Hatta selaku Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI pada tahun 2023.

Aliran dana korupsi SYL pun satu per satu terungkap di peradilan. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu memakai uang hasil memalak pegawai Kementan untuk kepentingan pribadinya, mulai dari uang bulanan istri, membayar biduan, umrah, hingga plesir ke luar negeri.

Sudah hampir tiga bulan sidang kasus SYL berjalan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Dari keterangan para saksi di persidangan, aliran dana korupsi SYL bisa dibagi setidaknya ke dalam enam klaster, yaitu pendanaan kegiatan Kementan; biaya rumah tangga; kebutuhan keluarga; ibadah; hibah; dan hiburan. Adapun perinciannya masing-masing sebagai berikut:

1. Kegiatan Kementan: Mulai patungan sewa pesawat hingga ke luar negeri

Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Tata Usaha dan Rumga Kementan Lukman Irwanto mengungkap ia menerima invoice tagihan sewa pesawat mencapai Rp1,5 miliar dari Biro Umum Kementan pada tahun 2020. Berdasarkan invoice yang ia terima, pesawat itu ditumpangi SYL dan beberapa pejabat eselon I Kementan, antara lain Dirjen Tanaman Pangan.

"Sewa pesawat Pak Menteri dan Eselon I sebesar Rp1,5 miliar. Kalau saya di manifest, Eselon I, Ditjen Tanaman Pangan. Saya lupa pak," ujar Lukman saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Rabu (8/5/2024).

Menurutnya, invoice itu baru diterima usai kegiatan sehingga ia mesti merevisi anggaran Kementan sebelumnya.

Secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Hermanto juga menyebut para pegawai Kementan dimintai iuran untuk membayar sewa jet pribadi sebesar Rp1 miliar. SYL menumpangi pesawat tersebut melewati rute Aceh-Ujung Pandang-Cengkareng.

"Rp1 miliar, periode saya yang Rp1 miliar," ucap Hermanto menjawab pertanyaan jaksa, Rabu (8/5/2024).

Ia juga mengungkapkan Ditjen PSP Kementan dibebankan biaya hingga miliaran rupiah untuk perjalanan SYL ke Brazil, Amerika Serikat, hingga Arab Saudi.

"Ke Brazil, saya lupa bulannya, itu sekitar kurang lebih 600-an juta," ujar Hermanto.

"Amerika, itu kita diberi beban 200 juta. Kemudian dari Brazil, Amerika, kemudian Arab Saudi, itu kita dibebankan di PSP Rp 1 miliar," lanjutnya.

Tak hanya itu, para pejabat di Ditjen Tanaman Pangan Kementan harus patungan senilai Rp773 juta untuk membayar biaya perjalanan SYL bersama rombongan ke Belgia pada 2021.

"Pertama Rp600 juta, lalu yang kedua kami kirimkan lagi Rp173 juta untuk kekurangan dana setelah perjalanan tersebut selesai," ujar mantan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Bambang Pamuji, Rabu (8/5/2024).

Bambang mengaku para pejabat di Ditjen Tanaman Pangan Kementan menyisihkan sebagian dana dari uang perjalanan dinas untuk itu. Ia pun tidak mengetahui tujuan perjalanan tersebut karena tidak ada pertanggungjawaban dari SYL maupun rombongan yang ikut.

2. Biaya rumah tangga: Mulai gaji PRT hingga operasional rumah

SYL tak hanya memalak para pegawainya untuk kegiatannya bersama pejabat Kementan, tapi juga kebutuhan rumah tangga pribadinya, mulai dari menggaji pekerja rumah tangga (PRT), biaya makan sehari-hari, hingga membayar operasional rumah.

Sekretaris Ditjen PSP Kementan Hermanto mengaku memberikan uangnya untuk gaji PRT SYL di Makassar, Sulawesi Selatan sebesar Rp35 juta.

"Dari Pak Dirjen. Saya enggak tahu perintahnya siapa, tapi Pak Dirjen minta. Pak Ali Jamil minta. Saat itu sudah magrib dan harus ditransfer saat itu," kata Hermanto, Rabu (8/5/2024).

Hermanto mengirim uang sebanyak dua kali ke rekening atas nama Theresia, yakni Rp22 juta dan Rp13 juta. Ia menjelaskan Theresia merupakan PRT yang bekerja di rumah SYL di Makassar.

Setelah itu, uang pribadinya diganti oleh Kasubbag Tata Usaha dan Rumga Kementan Lukman Irwanto.

Sebelumnya, seorang staf Biro Umum Pengadaan Kementan, Muhammad Yunus juga mengaku Kementan mengeluarkan anggaran sekitar Rp3 juta per hari untuk keperluan pesan makanan ke rumah dinas SYL di Kompleks Widya Candra.

"Biasa setiap hari itu ada Rp3 juta kurang lebih, Yang Mulia, untuk kebutuhan harian di rumah dinas," tutur Yunus menjawab pertanyaan Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh, Senin (29/4/2024). 

Ia menyebut uang itu bersumber dari anggaran tidak resmi di Kementan. Selain digunakan untuk membeli makan, uang itu juga dipakai untuk kebutuhan rumah tangga lain seperti laundry.

Sementara itu, mantan Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Raden Kiky Mulya Putra menyebut kebutuhan SYL per harinya mencapai Rp2 juta dan diserahkan melalui staf rumah dinas SYL.

"Kalau Ubed (staf rumah dinas) minta apa ke Saudara?" tanya Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh di persidangan, Senin (6/5/2024).

"Biasanya uang harian Yang Mulia, Rp2 juta," jawab saksi Kiky.

3. Kebutuhan keluarga: Mulai uang bulanan istri, sunatan cucu, hingga renovasi rumah anak

Keserakahan SYL seperti tak ada dasarnya. Tak cukup hanya menggunakan uang negara untuk menutupi biaya operasional rumah, ia juga memakainya untuk kepentingan keluarga yang tak berhubungan dengan tugasnya sebagai menteri.

Pertama-tama, SYL memakai anggaran Kementan untuk memberi uang bulanan sang istri, Ayun Sri Harahap dengan jumlah fantastis hingga Rp30 juta per bulan selama periode 2020-2021. Hal itu diungkapkan Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Biro Umum dan Pengadaan Kementan Isnar Widodo.

"Kadang uang harian hingga uang bulanan untuk Bu Menteri, nilainya mulai dari Rp25 juta hingga Rp30 juta Yang Mulia," ujar Isnar menjawab pertanyaan hakim, Rabu (24/4/2024).

Uang negara pun dipakai SYL untuk menyenangkan cucunya. Tak ingin rugi merogoh kocek pribadi, biaya perayaan ulang tahun hingga sunatan sang cucu ia bebankan ke Kementan.

Isnar menyebut SYL meminta reimbursement atas biaya perayaan ulang tahun cucunya (anak dari sang putra, Kemal Redindo Syahrul Putra atau Dindo) yang digelar di Makassar dan Jakarta. Namun, Isnar tidak mengungkap berapa biaya yang diminta SYL. Selain itu, biaya sunatan cucu yang sama juga diganti Kementan. 

Anak-anak SYL pun tak luput menikmati bancakan uang negara. Dindo, misalnya, menagih biaya renovasi kamarnya sebesar Rp200 juta kepada salah seorang pejabat Kementan.

"Saya terpaksa memberikan uang karena diminta untuk menalangi uang itu terlebih dahulu," kata Kabag Umum Ditjen Perkebunan Kementan Sukim Supandi dalam sidang pemeriksaan saksi, Senin (13/5/2024).

Sukim mengaku terpaksa mentransfer uang tersebut karena khawatir akan dicopot dari jabatannya.

Dindo juga meminta Kementan membayarkan biaya aksesoris mobilnya yang mencapai Rp111 juta. Ia menagihnya lewat pesan WhatsApp ke Sukim.

"Beliau (Dindo) WA (WhatsApp) untuk menyelesaikan terkait aksesoris mobil, kuitansi aksesoris mobil," kata Sukim. Ia menjelaskan uang Rp111 juta tersebut diperoleh dari patungan para pejabat Kementan.

Cicilan Mobil Alphard yang dipakai Dindo di Makassar juga dibayarkan oleh Kementan dengan cara kredit Rp43 juta per bulan selama 10 kali. Fungsional APK APBN Kementan, Abdul Hafidh pada Senin (29/4/2024) mengungkapkan uang itu diperoleh dengan meminjam dari vendor yang mengerjakan proyek-proyek di Kementan.

Masih soal mobil, anak perempuan SYL, Indira Chunda Thita Syahrul (Thita) yang menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai NasDem juga membeli mobil Toyota Innova seharga Rp500 juta memakai uang patungan pejabat eselon I di Kementan. 

Hal itu diungkapkan mantan Koordinator Substansi Rumah Tangga Kementan, Arief Sopian dalam sidang di Pengadilan Tipikor pada Senin (29/4/2024). Namun, ia tidak merinci berapa jumlah setoran masing-masing pejabat untuk membeli mobil yang langsung dikirim ke rumah pribadi Thita di wilayah Limo, Jakarta Selatan itu.

Pada persidangan Rabu (15/5/2024) kemarin, diketahui biaya terapi stem cell Thita sebesar Rp200 juta juga dibayari Kementan. Hal ini diungkapkan mantan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Bambang Pamuji. 

"Kalau pembayaran stem cell, apa nih sampai Rp200 juta, Saudara tahu?" tanya jaksa.

"Setahu saya Pak itu memang dari Bu Thita," jawab Bambang.

Kementan juga mencairkan dana hingga puluhan juta rupiah untuk biaya perawatan dan skincare anak-cucu SYL.

“Itu kadang-kadang sih Pak, tidak setiap bulan, tapi selalu ada, rutin,” ujar mantan Sub Koordinator Pemeliharaan Biro Umum dan Pengadaan Kementan, Gempur Aditya dalam persidangan, Senin (22/4/2024). “Terakhir itu ada totalnya itu hampir Rp 50 juta, (pernah) Rp 17 juta, sekitar itu, Pak.”

Mantan Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Raden Kiky Mulya Putra pun mengungkapkan SYL dan putrinya kerap berbelanja di mal usai makan bersama seluruh keluarga tiap akhir pekan. Mereka biasa belanja pakaian hingga jutaan rupiah.

"Membeli baju itu sering enggak? Baju itu biasanya berapa yang saudara reimburse?" tanya Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh di persidangan, Senin (6/5/2024).

"Di bawah 10 (juta) sih biasanya. Di bawah 10 perkiraannya," ujar Kiky.

4. Ibadah pakai duit haram: Mulai umrah hingga beli hewan kurban

Sejumlah pejabat eselon I Kementan diminta patungan hingga Rp1 miliar untuk membiayai ibadah umrah SYL. Hal itu diungkapkan mantan Bendahara Pengeluaran Ditjen PSP Kementan, Puguh Hari Prabowo dalam sidang pemeriksaan hari Rabu (8/5/2024).

Puguh menyebut SYL melaksanakan umrah di sela-sela kunjungan kerjanya sekitar akhir tahun 2022.

"Terjadi di bulan Desember 2022, kami dikumpulkan dan mendapat arahan agar patungan sebesar Rp1 miliar untuk kegiatan Pak SYL di Arab Saudi atau umrah bahasanya," ucap Puguh.

Ia menjelaskan awalnya dipanggil oleh Sekretaris Ditjen PSP Kementan Hermanto untuk berkumpul dengan para pegawai lain. Kabag Umum Ditjen PSP Jamil Baharudin lalu memberikan arahan agar masing-masing direktorat di Kementan bisa mengumpulkan dana untuk kegiatan SYL di Arab Saudi.

Setelah mendapatkan arahan tersebut, kata Puguh, para pejabat di lima Direktorat Kementan langsung mengumpulkan uang untuk kebutuhan SYL masing-masing Rp200 juta.

“Semua uangnya dikumpulkan ke Pak Jamil Baharuddin dan diserahkan oleh Pak Jamil untuk kebutuhan Pak SYL," ucap Puguh.

Sementara itu, Hermanto mengaku dibebani biaya kurban 12 ekor sapi yang dibeli SYL senilai Rp360 juta.

"Totalnya 12 ekor. Yang kita hanya memberi uang saja, yang dimintanya, tapi jumlah uang itu kurang lebih sekitar 12 ekor," ujarnya. 

Hermanto tidak mengetahui lokasi 12 sapi tersebut dikurbankan. Bahkan, tak pernah melihat belasan sapi itu secara langsung.

"Kita tidak tahu, bahwa dibeli atau tidak atau mau dikasih kurban ke mana kita enggak tahu," ujarnya.

5. Beramal pakai duit orang: Mulai bagi-bagi THR hingga bantuan bencana

Mantan Koordinator Substansi Rumah Tangga Kementan, Arief Sopian mengatakan SYL bagi-bagi tunjangan hari raya (THR) ke lima pimpinan Komisi IV DPR RI dan anggota fraksi NasDem sebesar Rp750 juta.

Perinciannya, masing-masing pimpinan Komisi IV DPR RI sebesar Rp100 juta; ketua fraksi NasDem sebesar Rp100 juta; masing-masing anggota fraksi NasDem sebesar Rp50 juta; dan sisanya untuk parsel lebaran.

“Seingat saya jumlah uang yang diserahkan kepada Muhammad Hatta untuk THR 5 orang Ketua Pimpinan Komisi IV DPR RI, Ketua Fraksi NasDem, dan 3 anggota DPR RI fraksi NasDem total uangnya sebesar Rp750 juta," bunyi BAP Arief yang dibacakan jaksa KPK.

Menurut Arief, uang tersebut bersumber dari patungan pejabat eselon I Kementan. Adapun penyerahan uang dilakukan di ruang kerja mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta dan dilakukan secara bertahap.

SYL pun kerap memakai uang Kementan untuk membeli kado pernikahan saat kondangan. Hal ini disampaikan mantan Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Raden Kiky Mulya Putra, Senin (6/5/2024). Kiky menyebut biasa membeli hadiah emas seberat 10-15 gram dengan harga mencapai Rp 15 juta di Blok M.

Dana korupsi SYL juga mengalir untuk sumbangan operasional pesantren hingga kegiatan pramuka. Dirjen Peternakan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah menyebut uang yang digelontorkan untuk jambore Pramuka di Cibubur mencapai Rp50 juta.

"Ada Pramuka 50 juta. Kalau tidak salah ada Jambore, kayak kegiatan di Cibubur," kata Nasrullah di persidangan, Senin (13/5/2024).

Nasrullah juga membeberkan uang yang dikeluarkan untuk operasional pesantren dan bantuan bencana alam mencapai Rp260 juta. Namun, ia tak mengungkapkan mana pesantren yang menerima uang tersebut.

"Ada lagi lain-lain. Biaya operasional untuk pesantren, bencana ada 260 juta," ujarnya.

Menurutnya, seluruh permintaan SYL itu menggunakan uang dari Ditjen PKH Kementan memanfaatkan sisa dana operasional.

"(Anggaran) Periode 2021 sampai 2023 dari perjalanan dinas, pertemuan," ujarnya. Selama periode itu, Ditjen PKH Kementan menggelontorkan hingga Rp1,3 miliar untuk memenuhi permintaan-permintaan SYL yang tak tercantum dalam anggaran.

6. Menghibur diri pakai uang negara: Mulai sawer biduan hingga beli lukisan

Selain ibadah dan amal, SYL tak lupa memakai uang negara untuk memenuhi kebutuhan hiburan duniawi. Pada sidang lanjutan pemeriksaan saksi, Senin (29/4/2024), terungkap uang Kementan digunakan SYL untuk membayar biduan hingga puluhan juta.

“Kadang kan ketika ada acara terus panggil penyanyi. Ada biduan lah, nah itu lah yang kita harus bayarkan," ujar mantan Koordinator Substansi Rumah Tangga Kementan, Arief Sopian. Adapun jumlah ongkos biduan tadi sekitar Rp50-100 juta.

Selain itu, mantan Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Raden Kiky Mulya Putrajuga mengatakan SYL pernah membeli lukisan budayawan Sujiwo Tedjo seharga Rp200 juta.

Kiky mengungkapkan pembayaran atas lukisan itu dari dana eselon I Kementan sebanyak Rp70 dan dari salah satu vendor di Kementan sebanyak Rp130 juta.

"Pembayaran lukisan berasal dari arahan Kabag Rumah Tangga Kementan Arief Sopian dan Plt. Kabiro Umum Kementan Zulkifli," ujar Kiky dalam persidangan, Senin (8/5/2024).

Pada sidang lanjutan Rabu (15/4/2024) kemarin, Kabag Umum Ditjen Tanaman Pangan Kementan Edi Eko Sasmito juga menyebut Kementan membayarkan tagihan keris emas yang dibeli SYL senilai Rp105 juta.

Rekomendasi