ERA.id - Presiden pertama RI, Ir Soekarno dikenal sebagai orator ulung dan intelektual yang revolusioner.
Namun, ada sisi lain dari Bung Karno yang masih jarang diketahui oleh banyak orang. Sisi lain itu yaitu seni, khususnya dalam berpakaian yang mengiringi kiprah Bung Karno dalam memimpin Indonesia. Bung Karno memiliki ciri khas tersendiri dalam tampil di depan publik.
Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam. Selama menjadi presiden, ada atribut busana unik yang dikenakan Bung Karno, yakni peci hitam.
Peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri. Alasan pemilihan peci sebagai ‘teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu. Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu.
Pembahasan soal peci sebagai sisi humanis Bung Karno diangkat oleh Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan UGM, Dr. Abdul Gaffar Karim.
“Bung Karno pernah menceritakan di dalam otobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil,” kata Gaffar, dalam diskusi yang digelar Rabu (9/6).
Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu.
Ada pula makna sosiologis bahwa Bung Karno seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya.
“Itu merupakan simbol perlawanan kepada penjajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas,” lanjut Gaffar
Uniknya, Bung Karno sering terlihat di berbagai pertemuan ataupun di foto resmi selalu memakai peci sedikit miring ke kiri. Bung Karno yang menyukai tentang filosofi, menggambarkan simbol keberpihakan kepada rakyat (sosialis) melawan penjajahan.
Selain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Hal-hal itu merupakan kelebihan Bung Karno dalam membangun jiwa kharismatiknya mulai dari seni berpakaian, hal ini penting dalam membangun karakter tokoh yang memiliki jiwa nasionalisme, santun dan berkharismatik.
“Pecinya selalu sedikit miring kekiri, menggambarkan keberpihakan Bung Karno kepada rakyat. Bung Karno seorang ideolog, biasa menyampaikan pesan ideologi dengan cara apapun itu. Salah satunya lewat cara berpakaian, dan di sinilah Bung Karno menunjukkan bahwa beliau tidak ingin memihak kepada satu golongan saja,” pungkas Gaffar.