Menguji Kesuksesan Pilkada 2018

| 27 Jun 2018 18:17
Menguji Kesuksesan Pilkada 2018
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Pelaksanaan pilkada telah digelar serentak di 171 daerah se-Indonesia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengklaim pelaksanaan pilkada nyaris tanpa masalah, kecuali yang terjadi di satu daerah di Papua, di mana distribusi logistik terhambat.

Meski begitu, Ketua KPU, Arief Budiman memastikan, distribusi logistik akan tetap diupayakan, meski sempat terhalang peristiwa penembakan yang dilakukan kelompok militan bersenjata.

Hari ini, seluruh logistik di daerah tersebut diperkirakan sampai. Jika enggak sempat digelar hari ini, maka pemungutan suara akan dilakukan esok hari. Yang jelas, pelaksanaan pilkada di daerah tersebut enggak akan batal.

"Hanya satu (kendala) kabupaten di Papua yang karena distribusi logistiknya terhambat. Alat transportasi yang digunakan sempat ditembak dan mengganggu pengiriman," tutur Arief yang memantau pelaksanaan pilkada dari Jawa Timur, sebagaimana dikabarkan Antara, Rabu (27/6/2018).

Arief enggak asal klaim. Sebab, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, Muhammad Amin turut mengamini pernyataan Arief. Katanya, berdasar pengawasan dan pemantauan di lapangan, enggak ada kegagalan dalam proses demokrasi ini.

"Juga tidak ada laporan adanya satu orang pun yang ditolak atau dihalang-halangi saat akan menyalurkan hak pilihnya," tutur Amin dalam kesempatan yang sama.

KPU boleh saja mengklaim ini dan itu. Tapi, sebagai makhluk yang dibekali akal dan budi, kami menolak percaya begitu saja. Masa iya cuma di Papua itu masalahnya. Maka, kami melakukan pantauan pemberitaan terkait ragam kendala dalam penyelenggaraan pilkada di sejumlah daerah.

Coba lihat yang terjadi di Malang, Jawa Timur, di mana terdapat 1.500 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Malang yang kehilangan hak suara dalam pilkada di Provinsi Jawa Timur dan Kota Malang.

Para warga binaan enggak bisa mencoblos karena sejumlah persyaratan administrasi kependudukan yang enggak berhasil mereka penuhi. Dari total 2.681 warga binaan Lapas Klas I Malang, hanya 449 orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Dan jelas, itu bukan perkara kecil. Sebab, satu suara saja bisa berpengaruh besar terhadap hasil pilkada yang berbuntut pada nasib suatu daerah, apalagi sampai ribuan seperti yang terjadi di Malang itu. "Jadi, sisanya sekitar 1.500 warga binaan di sini tidak ikut pencoblosan hari ini," katanya.

Peristiwa lain yang lumayan aneh terjadi dalam pemilihan Bupati-Wakil Bupati Indragiri Hilir dan pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Riau di TPS 002, Desa Sungai Piyai, Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir.

Di sana, panitia pemungutan suara (PPS) menemukan kotak suara yang kosong ketika pertama kali dicek sebelum pemungutan suara dilakukan. Ajaibnya, saat PPS memeriksa kembali kotak suara beberapa jam setelah pengecekan pertama, kotak suara yang tadinya kosong, terisi penuh oleh surat suara dan perlengkapan lain.

Khawatir ada kecurangan, PPS setempat pun melapor pada otoritas terkait. Kabar itu pun sampai ke Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, Muhammad Wardan yang langsung melaporkan kejadian tersebut pada Wakil Gubernur Riau, Wan Thamrin.

"Anehnya, saat PPK membuka segel dan memeriksa kembali, kotak suara tersebut utuh dengan berisikan surat suara dan perlengkapan pemungutan suara lainnya ... Ini riil terjadi, Saya selaku Bupati bersama KPUD dan Panwas meminta laporan langsung di tingkat PPS," tutur Bupati Wardan.

Selain berbagai kendala teknis, kendala substansial pun terjadi dalam pelaksanaan pilkada tahun ini. Soal politik uang yang masih ditemukan misalnya.

Di Temanggung, Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menerima belasan laporan dugaan politik uang pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Temanggung 2018.

"Kami menerima laporan sejak 26 Juni 2018 pukul 15.00 WIB dan hingga saat ini masih ada laporan masuk," kata Ketua Panwaslih Temanggung, Sam Ferry Baehaki di Temanggung.

Infografis "Sejarah Pilkada" (era.id)

Pilkada asyik

Di luar berbagai masalah di atas, pelaksanaan pilkada tahun ini rasanya lebih bisa dinikmati. Perpecahan enggak terlalu banyak terjadi. Enggak sepanas pilkada di Ibu Kota tempo hari lah yang jelas. 

Masyarakat pun terlihat lebih santai menanggapi beragam gejolak yang terjadi selama pelaksanaan pilkada sejauh ini. Di jagat Twitter, kampanye pilkada damai disuarakan oleh ratusan netizen. Lewat tanda pagar #RecehkanPilkada, mereka melontarkan candaan-candaan soal pesta demokrasi.

Sebuah meme yang diposting @ratnanaS misalnya, yang memuat kata-kata: "Pilkada akan selalu mengingatkan betapa pahitnya tidak menjadi pilihan."

Ada juga akun @salsefira yang melontarkan joke receh berupa plesetan kata: "Sudirman said adalah bentuk past tense dari Sudirman says.

Atau @Dedekbaru misalnya, yang melontarkan candaan serupa: "Pilkada. Pilih aku apa adanya #recehkanpilkada

Yang unik, yang unik

Selain berbagai hal di atas, sejumlah hal unik juga terjadi dalam pelaksanaan pilkada tahun ini. Soal tema-tema unik yang diusung penyelenggara pemungutan suara di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) misalnya, yang jadi bagian dari serba-serbi pilkada tahun ini.

Di TPS 6, Sawah Kulon, Pasawahan, Purwakarta, tempat Cagub Deddy Mizwar mencoblos misalnya, yang didesain dengan berbagai ornamen anyaman bambu. Atau di Cirebon, di TPS Kampung Bendakerep yang mengganti tinta bukti pencoblosan dengan sari kunyit.

Kalau di tempat Deddy keunikan terjadi pada desain TPS, di TPS 20, 21, 22 di Bandung menghadirkan tiga superhero, yakni Batman, Iron Man, dan Kapten Amerika. Ketiga pahlawan super itu hadir untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

Di TPS 01 RW 01 Tidung Mariolo, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Makassar, para PPS mengusung tema pernikahan. Mereka pun mengenakan pakaian adat kerajaan Bugis-Makassar. 

 

Tema lainnya dihadirkan di TPS di pemakaman Bergota, RW 3, RT 7 Gunung Brintik, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan. Di TPS itu, para PPS mengusung tema horor, di mana para petugas tampil mengenakan kostum menyerupai hantu-hantu lokal, mulai dari pocong hingga kuntilanak.

Kini, pencoblosan telah dilakukan. Penghitungan suara pun tengah dilakukan. Sejumlah lembaga penelitian independen pun telah merilis hasil hitung cepat, dengan beberapa nama yang sudah dipastikan menang.

Tahun ini, ada 171 daerah yang menggelar pilkada yang terdiri dari 17 provinsi dan 154 daerah kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut data infopemilu.kpu.go.id, daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada Serentak 2018 ini mencapai 152.058.452 orang, dengan jumlah TPS mencapai 387.566.

Adapun 17 provinsi itu adalah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua, dan Maluku Utara.

Rekomendasi