ERA.id - Seperti yang kita tahu, setiap tahunnya, masyarakat kita selalu memperdebatkan boleh atau tidaknya perayaan Maulid Nabi. Untuk menyikapi hal tersebut, tentunya hadits mengenai Maulid Nabi Muhammad SAW harus dipahami dengan jeli. Sebab dengan hadits ini, kita memiliki dasar yang kuat untuk menjalani perayaan maulid nabi.
Pengertian Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hari kelahiran Rasulullah yang berlokasi di Mekkah, pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun 571 M atau yang lebih populer dengan tahun Gajah.
Seperti halnya merayakan ulang tahun diri sendiri maupun orang terdekat, sudah selayaknya menyambut hari lahir atau maulid Rasul dengan riang gembira.
Menurut laman resmi Unisia, kegiatan perayaan hari lahir atau Maulid Nabi Muhammad ini sebenarnya sudah dijalankan sejak lama, yaitu sejak masa pemerintahan al Mudzhaffar Abu Sa’id, raja di daerah Irbil Irak.
Pada dasarnya, tujuan merayakan hari lahir atau maulid Nabi Muhammad, adalah untuk memahami serta meneladani kisah hidup Rasul dan juga merayakan hari kelahirannya dengan rasa syukur.
Pada umumnya acara maulid nabi diisi dengan kegiatan yang menjadikan kita mengingat dan meneladani Nabi Muhammad, misalnya membaca salawat dan mengikuti ceramah yang berisi kisah hidup Rasul.
Dengan demikian, tujuan lain perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah untuk memohon berkah, kesejahteraan, dan juga syafaat yang diberikan Nabi Muhammad atas salawat yang dibaca.
Lantas, apa saja hadits shahih yang membahas Maulid Nabi Muhammad SAW?
Hadits Terkait Maulid Nabi Muhammad SAW
Majelis Ulama Indonesia menyatakan, perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah kegiatan yang hukumnya bid’ah hasanah.
Kegiatan ini memang tidak dilakukan di masa Rasul hidup, tetapi perayaan ini membawa semangat kebaikan dan juga tidak melanggar syariat.
Namun, dilansir dari laman resmi PWMU, hampir semua hadits yang berisi tentang Maulid Nabi Muhammad SAW yang populer dan diketahui banyak masyarakat merupakan hadits palsu.
Hal ini dikarenakan hadits-hadits tersebut tidak tercantum di dalam kitab hadits, seperti yang diungkapkan oleh DR Syamsudin, yang mempunyai gelar doktor dalam bidang hadits.
Beberapa kelompok orang yang mengklaim diri mereka sebagai pecinta maulid, mereka memiliki prinsip “tidak apa-apa berbohong demi kebaikan”.
Berikut adalah hadits tentang Maulid Nabi Muhammad SAW yang ternyata palsu:
Tentang Pahala Berupa Gunung Emas
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِي كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِي مَوْلِدِي فَكَأَنَّمَا أَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَهَبٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ.
Artinya: Nabi saw bersabda: “Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafa’at kepadanya kelak pada hari kiamat. Dan barang siapa mendermakan satu dirham di dalam menghormati hari kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah’.”
Pernyataan Abu Bakar tentang Pendamping di Surga
من انفق درهما فى مولد النبى صلى الله عليه وسلم كان رفيقى فى الجنه
“Siapa yang menginfaqkan satu dirham dalam maulid Nabi Saw, maka ia akan menjadi pendampingku di surga.”
Ucapan Utsman bin Affan tentang Seolah Syahid dalam Perang
من انفق درهما فى فراءة مولد النبى صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد يوم وقعة بدر و حنين
“Barang siapa yang menginfaqkan satu dirham untuk membaca maulid Nabi Saw, maka seakan-akan ia syahid dalam perang Badar dan Hunain.”
Ucapan Umar bin al-Khattab tentang Menghidupkan Islam
من عظم مولد النبى صلى الله عليه وسلم فقداحيا الا سلام
“Siapa yang mengagungkan Maulid Nabi Saw, maka ia benar-benar telah menghidupkan Islam.”
Ucapan Ali bin Abi Thalib tentang Mengagungkan Perayaan Maulid Nabi
من انفق درهما فى قراءة مولد النبى صلى الله عليه وسلم لا يخرج من الدنيا الا با لايمان
“Barang siapa mengagungkan maulid Nabi Saw, maka ia tidak akan meninggalkan dunia, kecuali dengan Iman.”
Masih dikutip dari laman PWMU, menanggapi berbagai hadits yang beredar dan banyak dijadikan sandaran untuk maulid nabi yang dinisbatkan kepada nabi, para ulama saling menyepakati bahwa hadits tersebut dilarang karena termasuk palsu.
Sebab, tidak ada catatan yang memperlihatkan bahwa Rasul pernah mengatakan kalimat-kalimat demikian dalam hadits tersebut.
Meski demikian, selama kegiatan Maulid Nabi Muhammad tidak diisi dengan ritual yang menentang syariat, meyakini bahwa maulid dihadiri oleh Ruh Nabi SAW atau tokoh tertentu, serta tidak disandarkan pada hadits palsu, Maulid Nabi Muhammad hukumnya bersifat mubah atau boleh dilaksanakan.
Demikianlah pembahasan mengenai hadits tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan adanya acara Maulid Nabi, masyarakat diajak untuk meniru serta meneladani semangat spiritualitas dan juga akhlak Nabi Muhammad SAW yang mulia.
Baca artikel-artikel dan informasi menarik lainnya, pantau terus kabar terbaru dari ERA, Media Terpercaya dan Pilihan Anda.