Politikus Demokrat: Sandiaga 'Beli' PKS dan PAN untuk Prabowo

| 08 Aug 2018 22:27
Politikus Demokrat: Sandiaga 'Beli' PKS dan PAN untuk Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. (era.id)
Jakarta, era.id - Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan kekesalannya terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Lewat akun Twitternya, @AndiArief_, dia menyebut Prabowo sebagai 'Jenderal Kardus'. Alasannya, Prabowo dengan mudahnya mengubah pilihan karena masalah pembiayaan Pemilu Presiden 2019. 

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaakan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," kicau Andi dikutip era.id, Rabu (8/8/2019) malam.

 

Seharusnya, Prabowo datang ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kawasan Kuningan, Jakarta, untuk menyampaikan visi-misinya, malam ini. Namun, dengan adanya informasi tadi, pertemuan dua ketua umum parpol itu pun batal dilaksanakan.

Informasi yang dipunya Andi, Prabowo sudah memilih cawapresnya, yaitu Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Untuk menjadi cawapres, Sandiaga pun dikabarkan membayar dua partai yang menjadi koalisi Prabowo, yaitu PKS dan PAN. Proses transaksional ini yang membuat Andi geram kepada Prabowo.

 

"Jenderal Kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang sandi uno untuk mengentertain PAN dan PKS," kata Andi lewat akun Twitternya.

"Partai Daemokrat tidak alami kecocokan karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami," tambah kicauannya.

 

Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku belum tahu informasi tentang sikap Prabowo tadi. Dia pun belum mau mengomentari kicauan Andi soal Prabowo adalah 'Jenderal Kardus'.

"Saya belum tahu ya, jangan-jangan itu bukan akun dia karena saya belum tahu (informasi soal Sandiaga Uno membayar PKS dan PAN)," kata Ferdinand.

Saat ditanya hubungan Prabowo dan SBY, saat ini, Ferdinand mengatakan, keduanya masih saling berkomunikasi.

Hanya saja, dia mengakui, kalau antara keduanya belum ada keputusan resmi soal cawapres. Sebab, untuk memutuskan cawapres, perlu pertimbangan yang matang.

"Kita tidak ingin asal-asalan. Tapi komunikasi masih terus berjalan dan malam ini harus sudah final (capres-cawapres)," kata dia.

(Tangkap layar Twitter @AndiArief_)

Rekomendasi