Menurut Adjie, para pemilih minoritas malah beralih ke pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kini, mereka menilai Prabowo-Sandi lebih nasionalis dibanding Jokowi-Ma'ruf.
"Prabowo-Sandi lebih kental suasana nasionalnya dibanding Jokowi-Ma'ruf. Karena Jokowi mengedepankan sisi keumatan," kata Adjie di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (21/8/2018).
Lebih jauh, Adjie menerangkan, suara minoritas atau non muslim bisa dikatrol dari sikap Basuki Tjahja Purnama (Ahok) setelah menjalani hukuman. Kata dia, andaikata Ahok komitmen untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf, maka suara minoritas bisa kembali pada Jokowi. Namun, dengan catatan masuknya Ahok ke kubu Jokowi harus dengan cara yang baik dan halus agar suara mayoritas atau umat muslim tidak lari.
"Ahok akan membuat pemilih non muslim tidak lari dari Jokowi tapi caranya yang elegan biar para pemilih muslim enggak lari juga," ujar Adjie.
Baca juga: 9 Provinsi Jadi Perhatian Khusus Jokowi-Ma'ruf
Baca juga: Setelah OK OCE, Terbitlah OK OCE 'Santri'
Sementara itu, Adjie meyakini, untuk suara mayoritas, dua pasangan yang akan bertanding ini menunggu fatwa dari Rizieq Shihab. Kata dia, keputusan Rizieq ibarat suara kunci umat muslim. Jika Rizieq memilih Prabowo-Sandi, maka akan lahir suara kejut cukup besar yang berbahaya bagi kubu Jokowi-Ma'ruf. Tidak hanya itu, posisi Rizieq juga akan mengobati sakit hati para ulama karena hasil ijtima mereka tidak dipilih atau dijalankan oleh Prabowo.
"HRS mungkin tetap beri dukung ke Sandi tapi letaknya aja di akhir. Kapan turunya HRS? kalau Prabowo-Sandi butuh dukungan besar untuk pemilih muslim," ujarnya.
Sedangkan untuk pemilih milenial, Adjie menuturkan, pertempuran akan terjadi antara Jokowi dengan Sandi. Menurutnya, kaum milenial di pedesaan akan cenderung ke Sandi karena isu lapangan kerja di desa-desa menjadi isu yang penting. Bahkan lebih penting dibanding kemeriahan Asian Games yang saat ini sedang menggelora.
Baca juga: Menanti Ujung Polemik Mahar Politik
Karena itu pula, Adjie menyarankan Jokowi mulai berpikir dalam menghadapi isu ekonomi yang akan dilontarkan kubu lawan. Pasalnya, dengan memilih Ma'ruf sebagai cawapres, Jokowi hanya menutup lubang suara di keumatan, tetapi tidak di ranah ekonomi dan lapangan kerja yang notabenenya lebih banyak celahnya.
"Kalau milenial perkotaan variatif, kalau di pedesaan isu soal lapangan kerja menjadi isu utama, selain faktor Asian Games faktor isu juga penting," tutur Adjie.