Tradisi Unik 1 Muharam di Indonesia yang Jarang Diketahui

| 11 Sep 2018 16:24
Tradisi Unik 1 Muharam di Indonesia yang Jarang Diketahui
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Banyak cara yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk menyambut datangnya tahun baru Islam 1 Muharam 1440 Hijriah atau yang dikenal dengan istilah perayaan Satu Suro. Salah satunya dengan melakukan tradisi dan ritual kebudayaan.

Tradisi dan ritual tersebut menjadi unik karena hanya dapat dijumpai setahun sekali. Apa saja jenis ritual unik tersebut, berikut era.id merangkumnya dari berbagai sumber.

1. Megelicik Alquran di Bali

Umat Islam di Serangan, Bali, memiliki tradisi unik setiap bulan Muharam tiba. Pada tanggal 9 dan 10 Muharam masyarakat di sana akan mengeluarkan dan mengarak Alquran tertua yang sampai saat ini masih tersimpan rapi. Tradisi itu dikenal dengan sebutan mengelicik Alquran. Mengelicik sendiri artinya adalah mengarak.

Setiap tanggal 9 Muharam, Alquran tua yang dipercaya telah ada sejak abad ke-17 itu dibawa mengelilingi kampung sebanyak tiga kali. Prosesi ini dilakukan para pria Bugis. Alquran diarak mulai dari area Masjid menuju ke arah utara, sambil membaca doa dan selawat. Setiap berada di sudut, para pria ini mengumandangkan azan. Sementara, pada tanggal 10 Muharam, warga Kampung Bugis Serangan menggelar syukuran bersama.

Tujuan Megelicik Alquran ini adalah sebagai penolak bala. Dulu, kampung tersebut banyak didatangi wabah penyakit. Lalu, para leluhur melakukan tradisi ini dan dilanjutkan sampai sekarang. Sejak saat itu, tidak ada lagi wabah yang datang ke kampung tersebut.

2. Tradisi membeli peralatan dapur di Kolaka

Satu lagi tradisi unik masyarakat Indonesia dalam menyambut datangnya tahun baru Islam, seperti yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Saat tiba tahun baru Islam masyarakat yang umumnya kaum ibu berbondong-bondong membeli peralatan dapur. Mereka berharap dapat menimba rejeki lebih banyak di tahun ini. Tradisi ini dilakukan warga tiap memasuki hari ke-10 pada bulan Muharam.

Peralatan dapur yang dibeli pun beragam, mulai dari piring, gelas, gayung, tempat air dan beberapa peralatan dapur lainnya. Takayal tradisi ini pun membuat para pedagang prabotan dapur kebanjiran rejeki. 

3. Tradisi perang ketupat di Bangka Belitung

Perang ketupat di Bangka Belitung, tepatnya di Pulau Bangka sering disebut dengan ruah tempilang. Acara ini diselenggarakan setiap masuk tahun baru Islam (1 Muharam) di Pantai Tempilang, Tempilang, Bangka Barat.

Dalam praktiknya para peserta perang saling melempar ketupat sebagai senjata dalam perang ketupat. Pada saat acara ini berlangsung, penduduk sekitar pantai Tempilang yang menyelenggarakan acara ini akan membuka pintu rumah sebesar-besarnya untuk menyambut tamu-tamu yang berkunjung ke desa mereka.

Tak hanya di Bangka Belitung, tradisi perang ketupat juga dilakukan warga Dusun Muneng, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

4. Festival Tabot di Bengkulu

Festival Tabot merupakan festival tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Amir Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak).

Perayaan ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo. Masyarakat kota Bengkulu percaya bahwa apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana.

5. Tradisi memandikan benda pusaka di Pulau Jawa

Prosesi 'Ngumbah Gaman' yang berarti memandikan pusaka sering dilakukan masyarakat di Pulau Jawa. Bagi para pecinta benda pusaka, 1 Muharam merupakan hari yang sakral.

Adapun jenis pusaka yang dimandikan seperti tombak era Kerajaan Singosari, keris sabuk inten pamor Sekar Manggar di era Majapahit, keris pamor es era Mataram, keris Kiai Sengkelat era Majapahit, keris Mardikan pamor bulu ayam, hingga keris kecil Semar Mesem.

Rekomendasi