ERA.id - Masyarakat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tengah digegerkan dengan kemunculan kelompok aliran kepercayaan baru. Aliran kepercayaan itu bernama, Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara di Dusun Pape, Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng.
Informasi yang diterima Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bone melalui penelusuran awal, kelompok ini diduga tak mewajibkan pengikutnya untuk salat limat waktu dan Jumat. Beberapa di antaranya pimpinan kelompok yang disebut sebagai aliran Puang Nene ini juga mengklaim diri sebagai nabi.
“Ini pun perlu diteliti, apakah memang seperti itu. Jika betul perlu ada langkah dari semua pihak, termasuk kami dari MUI kita akan membicarakan apakah langkah yang harus dilakukan,” kata Ketua MUI Bone Prof KH Muh Amir HM, kepada jurnalis, Jumat (24/3/2023).
MUI Bone belum bisa memastikan berapa banyak masyarakat yang sudah ikut aliran ini. Termasuk mencari tahu dari mana dan kapan datangnya aliran kepercayaan ini ke Bone. Namun, Amir yakin bahwa mereka yang telah ikut, masih bisa dibina atau dikembalikan ke ajaran Islam.
MUI juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian supaya, kelompok ini jangan ditindak lewat jalur hukum. Melainkan edukasi pemikiran. “Kami berharap tidak ada tindakan hukum dulu dari kepolisian, biarlah dulu MUI yang menangani. Insyaallah masih bisa dibina,” ungkap Amir.
Pertimbangan lain sehingga kelompok ini diusulkan untuk dibina karena ada beberapa petinggi MUI setempat yang keluarganya ikut dalam aliran ini.
“Ketua MUI kecamatan keluarganya banyak (ikut aliran Puang Nene). Dan kami masih meminta untuk didapatkan informasi yang akurat, dan setelah itu akan dikeluarkan fatwa,” tegasnya.
MUI juga belum dapat memastikan bahwa aliran kepercayaan ini sesat atau tidak. Mereka masih mendalami informasi dan mencari fakta-fakta lain.
“Mereka semua juga saudara-saudarata. Insyaallah akan kami telusuri dulu baru memastikan apakah sesat atau tidak. Jika sesat, kita akan kembalikan ke jalan yang benar,” ucap Amir.