Momen Seorang Bayi Bertemu Ibunya Usai 54 Hari Terpisah Gegara Gempa Turki, Sempat Diberi Nama Misteri

| 06 Apr 2023 14:20
Momen Seorang Bayi Bertemu Ibunya Usai 54 Hari Terpisah Gegara Gempa Turki, Sempat Diberi Nama Misteri
Gempa Turki (Dok: Istimewa)

ERA.id - Seorang ibu kembali dipertemukan oleh bayinya setelah terpisah selama 54 hari akibat gempa Turki beberapa waktu lalu. Momen pertemuan ini berhasil dilakukan setelah otoritas setempat mempertemukan mereka. 

Otoritas pemerintah membawa bayi berusia 3 bulan bernama Vetin ke ibunya, Yasemin Begdas, di sebuah rumah sakit di Adana. 

Tes DNA mengkonfirmasi bahwa Begdas, yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu dari puluhan ribu yang tewas dalam gempa dan akibatnya adalah ibu gadis itu. 

Sebelum ditemukan, bayi berusia 3 bulan itu menghabiskan 128 jam di reruntuhan bangunan yang runtuh sebelum diselamatkan dan diberi nama "Misteri" oleh petugas medis yang merawatnya. 

"Menyatukan kembali seorang ibu dan anaknya adalah salah satu tugas paling berharga di dunia," kata Menteri Keluarga dan Layanan Sosial Derya Yanik, dikutip Reuters.

Saat diselamatkan dari puing-puing reruntuhan di provinsi Hatay, bayi itu tidak mengakami cedera.

"Bayi itu benar-benar keajaiban. Fakta bahwa dia selamat dan tidak memiliki masalah kesehatan menarik hati sanubari kami," kata Yanik.

Sayangnya meski Vetin dan ibunya berhasil dipertemukan, ayah dan dua saudara kandungnya tewas dalam gempa tersebut. 

Setelah gempa bumi, anak itu diterbangkan ke ibu kota Turki, Ankara, dengan pesawat kepresidenan untuk dirawat. Minggu ini, dia melakukan perjalanan kembali ke Adana untuk bertemu dengan ibunya.

Perjalanannya baru-baru ini didokumentasikan dalam video yang dibagikan Yanik di media sosial, Senin.

"Lima puluh empat hari kerinduan telah berakhir," tulis Yanik dalam sebuah tweet. "Vetin sekarang juga bayi kami. Sebagai Kementerian, dukungan kami akan selalu menyertai Anda,” imbuhnya. 

Menurut Reuters, lebih dari 56.000 orang tewas dalam gempa yang mengguncang Turki dan Suriah. Sekitar 50.000 dari kematian itu terjadi di Turki.

Rekomendasi