Ya jasa sewa "Paman Sangar" ini cukup populer di Korsel beberapa bulan ini. Merujuk laporan Chosun Ilbo, koran Korea Selatan, fenomena ini berkembang dari kekhawatiran para orang tua soal anaknya yang kerap mendapat bully.
"Sebagai contoh perusahaan di Yeongdeungpo-gu menawarkan paket 'Paman Sangar' berusia 30-40 tahunan yang akan menemani sang anak dan mengintimidasi anak-anak lain yang akan mengganggu selama dua pekan dengan biaya 500.000 won atau sekitar Rp6,6 juta," kutip dari Oddity Central, Rabu (19/9/2018).
Atau seperti perusahaan di distrik Guro-go yang menyediakan paket jasa untuk mengumpulkan bukti-bukti dari pelaku pembullyan dan selanjutnya dikirimkan ke orangtua klien. "Jika bukti sudah mencukupi, orangtua klien bakal menyerahkannya ke dewan sekolah sebagai bentuk keluhan resmi adanya 'bullying'," kutip era.id.
Sedangkan paket anti-bullying yang paling mahal ditawarkan oleh perusahaan di Anseong. Dengan membayar 2 juta won (Rp26,5 juta) staf perusahaan anti-bullying akan menuju tempat kerja dari orangtua pelaku bully.
Di sana, si staf tersebut bakal menunjukkan bukti-bukti kekerasan atau aksi bullying yang dilakukan oleh anak mereka. Si staf bakal mencoba untuk meyakinkan orang tua pelaku bully untuk menghentikan aksi anaknya atau jika tidak siap-siap saja ada aksi balasan jika orang tua pelaku menolak bekerja sama.
Si staf bakal berdiri di lobi perusahaan, dan berteriak 'orangtua pelaku bullying bekerja di perusahaan ini'.
Para orangtua mengaku mendukung adanya perusahaan anti-bully itu. Sebab, sekolah dirasa terlalu lama mengambil sikap.
Sebabnya sikap itu hanya bisa ditempuh setelah adanya pertemuan antara para guru, orangtua pelaku dan korban, pengacara, maupun dewan sekolah.
Namun, Kim Yoon-tae dari Universitas Korea menyatakan, fenomena itu sama sama melawan bully dengan menggunakan bully.
"Aksi orangtua mengambil sikap sendiri tak ideal. Satu-satuya solusi adalah mengembangkan sistem," kata Kim seperti dikutip dari Chosun Ilbo.