Sejarah Wisuda: Bukan Hanya Momen Foya-Foya dan Ajang Gengsi

| 16 Jun 2023 22:05
Sejarah Wisuda: Bukan Hanya Momen Foya-Foya dan Ajang Gengsi
Sejarah wisuda (unsplash)

ERA.id - Belakangan ini, isu mengenai wisuda anak-anak mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi perdebatan sengit di media sosial. Untuk itu, artikel ini akan membahas mengenai sejarah wisuda dan beberapa hal yang melatarbelakanginya.

Perdebatan mengenai wisuda dimulai dari unggahan akun Twitter Schoolfess pada Senin, 12 Juni 2023, yang mengusulkan agar wisuda hanya dilakukan untuk lulusan perguruan tinggi, sementara tingkat TK, SD, SMP, dan SMA tidak perlu mengadakan wisuda.

Menanggapi hal tersebut, sebuah tulisan di Mojok  menjelaskan jika fenomena ini tidak hanya di Indonesia, namun juga di Amerika Serikat (AS), tradisi wisuda mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi suatu fenomena yang tidak jarang diadakan.

Tradisi wisuda merupakan bagian dari budaya yang berasal dari Amerika Serikat dan dianggap sebagai acara pelengkap dalam perayaan kelulusan, selain pesta dansa yang populer. Wisuda menjadi momen yang digunakan oleh sekolah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para siswa yang telah menyelesaikan masa belajar mereka.

Namun, tidak semua orang menerima dengan baik tradisi wisuda ini. Banyak yang menentang dan mengkritik keberadaan wisuda mulai dari tingkat TK hingga SMA. Mereka berpendapat bahwa acara ini hanya membuang-buang uang, terutama ketika dikombinasikan dengan pesta. Budget yang dikeluarkan untuk acara wisuda ini bahkan dapat mencapai ribuan dolar AS, jumlah yang besar untuk sebuah acara yang dianggap tidak terlalu penting.

Sejarah Wisuda

Wisuda pertama kali diselenggarakan oleh universitas di Eropa pada abad ke-12. Meskipun tidak ada keterangan yang jelas mengenai universitas mana yang pertama kali mengadakan wisuda, tujuan dari acara tersebut sudah jelas, yaitu memberikan pengakuan berupa penganugerahan gelar kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studi mereka dan berhasil mempertahankan tesis mereka.

topi dan toga telah menjadi ciri khas dalam acara wisuda (unsplash)

Setiap universitas dan negara memiliki sejarah wisuda yang unik bagi mereka. Namun, secara umum, topi dan toga telah menjadi ciri khas dalam acara wisuda. Inspirasi untuk menggunakan toga berasal dari pakaian yang biasa dikenakan oleh civitas academica di Timur Tengah.

Tahukah Anda, kata "wisuda" sebenarnya berasal dari Bahasa Jawa, yaitu "wisudha," yang memiliki arti pelantikan bagi seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan. Prosesi wisuda selalu dikaitkan dengan penggunaan pakaian toga. Ternyata, kata "toga" berasal dari Bahasa Latin, yaitu "tego," yang berarti penutup.

Pada awalnya, toga merupakan jenis jubah yang digunakan oleh masyarakat pribumi Italia atau bangsa Etruskan. Seiring berjalannya waktu, toga kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi sebagai pakaian resmi mereka. Akhirnya, University of Oxford dan University of Cambridge sebagai perguruan tinggi pertama meresmikan penggunaan toga sebagai pakaian kelulusan dalam upacara wisuda.

Pakaian toga wisuda memiliki makna simbolis yang melambangkan pencapaian dan pengakuan atas prestasi akademik. Sedangkan bentuk persegi pada topi toga diyakini melambangkan buku secara simbolis.

Namun, ada juga pendapat dari sejarawan lain yang menyatakan bahwa bentuk persegi pada topi toga melambangkan filosofi bahwa seorang sarjana dituntut untuk berpikir rasional dan mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Selain sejarah wisuda, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi