Karyawan KAI Terduga Teroris Punya Marketplace untuk Beli Senpi dan Upgrade Senjata

| 15 Aug 2023 13:35
Karyawan KAI Terduga Teroris Punya Marketplace untuk Beli Senpi dan Upgrade Senjata
Barang bukti yang berhasil disita dari rumah terduga teroris di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kota Bekasi, Senin (14/8/2023). ANTARA/Pradita Kurniawan Syah

ERA.id - Karyawan KAI yang merupakan terduga teroris pendukung ISIS, DE (28) memiliki marketplace yang menjual diecast dan mainan militer.

Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami apakah hasil keuntungan dari akun marketplace itu digunakan DE untuk memodifikasi senjata api (senpi) yang dimilikinya atau tidak.

"Kita memang lagi mendalami hasil dari aktivitas marketplace tersebut, apakah itu untuk membeli bahan yang pertama. Karena dia juga menjual beli di situ, kemudian keuntungan dari penjualan itu dia pakai untuk meng-upgrade mulai dari biaya untuk meng-upgrade. Misalnya dari air gun menjadi senjata api itu biayanya berapa, gitu," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Selasa (15/8/2023).

Akun marketplace tersebut diduga dikamuflase DE dan diduga digunakan sebagai tempat melakukan jual-beli senjata api (senpi).

"Masalah marketplace itu adalah kamuflase memang, kalau saya bicara dengan penyidik kita menyimpulkan memang itu sebagai sarana dia untuk mencari uang juga, tapi juga untuk menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang (senpi) ini," tambahnya.

Teroris ini merupakan karyawan KAI. DE merupakan teroris pendukung ISIS dan sudah melakukan persiapan-persiapan dan latihan untuk melakukan penyerangan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menambahkan ada 16 pucuk senjata api pabrikan dan rakitan yang ditemukan penyidik Densus 88 Antiteror Polri saat menggeledah rumah karyawan KAI ini.

"Ada 16 pucuk senjata, 11 laras pendek dan 5 laras panjang," ujar Ramadhan.

Selain senjata api, Densus 88 Antiteror Polri juga menemukan magasin, amunisi, dan komputer. Semua barang bukti ini masih didalami.

Rekomendasi