Bagi Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding, sekolah tak bisa dijadikan tempat kampanye. Makanya dia minta agar dicek apakah ada gerilya politik di balik tindakan tersebut.
"Saya kira yang perlu dicek, jangan sampai apa yang dilakukan guru N ini adalah instruksi dari Disdik atau gerilya politik yang dilakukan pihak-pihak tertentu yang menyebar ke sekolah-sekolah, khususnya di Jakarta," kata Karding, Rabu (10/10/2018).
Politikus PKB ini juga meminta agar oknum guru itu meminta maaf kepada publik sekaligus mengklarifikasi tindakannya tersebut. Hal ini dinilai Karding menjadi penting, agar tak lagi terjadi di tempat lain. Selain itu, ia juga minta agar sanksi yang dijatuhkan sesuai dengan aturan Peraturan KPU (PKPU) ataupun pada Undang Undang lain yang berlaku.
"Saya berharap ada pernyataan permintaan maaf dan menyampaikan pada publik bahwa apa motif dia. Secara jujur saya sedih juga, karena secara yang dipakai alat doktrin itu hal yang sensitif yaitu soal gempa," ujarnya.
Karding juga menyebut, dari dinamika politik yang ada saat ini diarahkan kepada pasangan capres yang didukungnya yaitu Jokowi.
"Semua dijatuhkan ke Pak Jokowi. Semua ditumpahkan ke Pak Jokowi, nyamuk mati pun diarahkan ke Pak Jokowi. Jadi sebagai timses, kami harus waspada,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan menyebut sebagai institusi pendidikan, harusnya sekolah bisa menjaga netralitasnya.
“Kalau ada guru yang melakukan tindakan penyebaran kebencian, tentu menjadi pelajaran bagi siapapun kalau lembaga pendidikan harus menjaga netralitas dalam menghadapi Pilpres 2019,” ungkap Ace di Posko Cemara, Menteng.
“Lembaga pendidikan harusnya menjadi lembaga yang netral, tidak boleh ada politik praktis,” katanya.
Supaya kamu tahu, di media sosial viral aduan dari orang tua murid yang mengaku anaknya bersekolah di SMA 87. Dalam pengakuannya itu, ia menyebut anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya dikumpulkan guru N di masjid dan kepada mereka ditunjukkan video gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Masih dalam aduan itu, orang tersebut juga menjelaskan guru N menyebut banyaknya korban jiwa karena gempa itu merupakan kesalahan Jokowi.