ERA.id - Mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyoroti pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut pemimpin di Indonesia tak boleh sibuk dengan politik praktis.
Hal itu disampaikan putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dalam Pidato Kebangsaan jelang HUT ke-50 CSIS Indonesia di Jakarta, Senin (24/8).
Menurut Ferdinand yang notabene bekas anak buah SBY itu, pernyataan AHY bertolak belakang dengan aktivitas ayahnya saat menjabat sebagai presiden. Saat itu, SBY rangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
"Dia lupa ayahnya pernah jd presiden sekaligus rangkap jd Ketum Partai. Pidato ngga lihat sejarah..!" cuit Ferdinand di akun Twitternya, Selasa (24/8/2021).
Ia juga mengomentari pernyataan AHY yang menyebut bahwa buzzer kini jadi profesi baru yang kerjanya menyebar fitnah.
"Menunjuk kedalam? Jangan menuduh yang lain buruk jika didalam masih belum bersih. Ingat penggalan lagu karya Ebiet G Ade: 'Tengoklah kedalam, sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat'," ujar Ferdinand.
Sebelumnya, saat menyampaikan pidato kebangsaan, AHY mengatakan bahwa Indonesia butuh pemimpin yang visioner, mempersatukan, dan mampu melipatgandakan seluruh potensi.
Suami Annisa Pohan itu lantas menyebut bahwa pemimpin di Indonesia tak boleh sibuk dengan politik praktis.
"Pemimpin besar menghabiskan waktu pikiran dan tenaganya bukan untuk memenangkan pemilu berikutnya, melainkan untuk mempersiapkan generasi penerusnya," kata AHY.