"Jadi, jika ada yang menanyakan apakah itu berhubungan, saya tegaskan tidak ada kaitannya antara gempa Situbondo dengan gempa Palu," ungkap Sutopo di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).
Baca Juga: Gempa Goyang Situbondo
"Sampai dengan data saat ini, yang paling parah adalah di Kepulauan Sapudi, Sumenep yang paling dekat dengan pusat gempa," ujar Sutopo.
(Ilustrasi/era.id)
Data sementara dampak gempa, tiga warga Sumenep meninggal dunia. Mereka adalah Nuril Kamiliya (L/7); Nadhar (P/55); dan Buhama (L/65). Seluruh korban berasal dari desa yang sama, Desa Prambanan, Kec. Gayam-Sumenep.
"Sebanyak 8 orang luka-luka di kecamatan Gayam Kabupaten Sumenep. Selain itu, 51 unit rumah, 2 Fasilitas Kesehatan, 8 fasilitas pendidikan, 7 tempat ibadah, satu gedung toko, dan satu kantor yaitu di Sumenep Situbondo Jember Jembrana Bali mengalami kerusakan," kata dia.
Baca Juga: Evakuasi Korban Bencana Sulteng Ditambah Satu Hari
Sutopo bilang, jika melihat data-data kerusakan dan dampaknya, kemungkinan tidak ada korban meninggal yang bertambah. Namun, kerusakan-kerusakan bangunan diperkirakan masih bertambah.
Saat itu, waktu menunjukkkan pukul 01.57 WIB. Saat semua orang sedang tertidur lelap. Bencana yang tak disangka itu datang. Gempa 6,3 SR di Situbondo bikin panik sebagian warga di Bali, Banyuwangi hingga Surabaya.
Gempa ini berasal dari laut. Terletak di koordinat 7,47 LS dan 114,43 BT, atau pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang berpusat di laut Situbondo kedalaman 12 km tersebut, kata Sutopo tidak berpotensi tsunami.