Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian, Kombes Sumirat Dwiyanto mengatakan, tujuan penelusuran itu mencari data antemortem korban yang tidak memiliki keluarga.
"Untuk antemortem kita masih membutuhkan khususnya barang-barang beberapa dari korban tidak memiliki keluarga artinya dia di kosambi hidup sebatang kara. Makanya, kita tidak bisa menemukan data DNA korban." tutur Sumirat, Jumat (03/11/17).
Selain meminta keterangan ketua RT dan RW, polisi juga mencari barang-barang pribadi milik korban yang masih tersisa. Lewat barang-barang pribadi tersebut polisi berharap bisa mendapat DNA korban.
"Oleh karena itu, kita masih meminta kepada tetangga, pak RT atau pun pak RW agar bisa mendapatkan data-data tersebut. Beberapa yang kami minta adalah barang-barang pribadi. Ada sikat gigi ada topi ada kerudung apa pun yang melekat. Termasuk untuk yang perempuan juga poles bedak atau lipstik. Mungkin pakaian dalam, pokoknya yang sifatnya pribadi mudah-mudahan bisa membantu proses identifikasi korban." lanjut Sumirat.
Hingga hari ini sudah ada 33 jenazah yang berhasil teridentifikasi. Sebanyak 9 jenazah berjenis kelamin laki-laki, 24 jenazah berjenis kelamin perempuan. Masih ada 16 kantong jenazah yang belum teridentifikasi. Polisi optimis semua kantong jenazah bisa teridentifikasi dan dikembalikan ke keluarga.