Salah satu UMKM yang mencuri perhatian publik adalah singkong raksasa milik Pandapotan Sitanggang yang berasal dari Pekanbaru, Riau. Menurut Pandapotan, singkong raksasa tersebut berasal dari persilangan antara singkong karet dengan singkong bibit unggul jenis raksasa.
"Kita kan mau singkongnya besar dan batangnya menopang yang besar sehingga buahnya besar, supaya saripatinya kita olah jadi tepung," tutur Pandapotan di Rakornas PDIP, ICE BSD Serpong, Tangerang, Minggu (17/12/2017).
Selain bisa dimakan, singkong raksasa ini diolah Pandapotan menjadi tepung mocaf, yakni jenis tepung yang dianggap kebanyakan orang lebih sehat dibanding tepung terigu biasa.
"Untuk dikonsumsi kan mubazir, makanya kita olah menjadi tepung juga, ini jelas bisa menggantikan tepung terigu," lanjutnya.
Dari UMKM yang ditekuninya sekarang, Pandapotan mengaku dapat meraup pendapatan Rp15 juta per bulan. Sementara untuk singkong, Pandapotan menjualnya Rp800/kg, dengan satu batang singkong memiliki bobot hingga 30 kg.
Saat ini, singkong raksasa olahan Pandapotan sudah dipasarkan ke swalayan, pabrik roti, sampai perusahaan besar seperti Indofood.
Pandapotan mengatakan, UMKM nya cukup terbantu ketika dibina oleh PDIP pada 2016 lalu. Semenjak dibina, kata Pandapotan, dia dapat mengurangi biaya pengolahan tanah sebanyak Rp2,7 juta per hektar.
"Cukup terbantu, bahkan pabrik jadi punya kebun inti dan kebun plasma," ujarnya.
Rakornas Tiga Pilar PDIP bertujuan untuk mengangkat ekonomi yang menyasar masyarakat kalangan bawah. Demi mengangkat ekonomi kerakyatan, PDIP menampilkan hasil kinerja partai dalam mendorong sejumlah UMKM yang berasal dari dalam negeri dan telah mandiri.