"Pemilu pertama tahun 99 yang menang PDIP, tahun 2004 yang kedua yang menang Partai Golkar, 2009 yang menang Partai Demokrat, dan 2014 yang menang PDIP. Jadi, selama ini tidak ada partai setelah reformasi yang menang dua kali berturut-turut," sebut Maruarar di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (28/10/2018).
Karena itu lah, dia pun siap bila partainya harus kalah pada Pemilu 2019 ini. Yang penting, kata dia, pesta demokrasi ini berjalan dengan sportif sehingga seluruh pihak bisa menerimanya.
"Ya masa takut bersaing sih. persaingan itu sehat. dengan bersaing rakyat mendapatkan banyak pilihan yang berkualitas. tidak boleh takut bersaing. Kalaupun kita kalah harus sportif menerima. tidak ada partai yang menang terus," ucapnya.
"Kalaupun kita kalah harus sportif menerima. tidak ada partai yang menang terus. Jadi kita harus siap menerima kekalahan. Lebih mudah merebut kemenangan dan lebih susah mempertahankan kemenangan," kata dia.
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional dan Daerah Joko Widodo-Ma'ruf Amin menargetkan 70 persen suara dalam Pemilu Presiden 2019. Target ini merupakan hasil Rapat Kerja Nasional Tim Kampanye Nasional dan Daerah Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Empire Palace, Surabaya, Minggu (28/10/2018).
“Rakernas Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin menyepakati pencapaian target Pilpres sebesar 70 persen,” kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto membacakan hasil rekomendasi rakernas.
Angka yang tinggi ini ini disebut dengan percaya diri karena melihat kesuksesan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla pada periode 2014-2019. Selain itu, pemerintah Jokowi juga dianggap sukses menyelenggarakan acara besar dunia yang bisa dijadikan modal pendulang elektabilitas. Acara tersebut adalah Asian Games, Asian Para Games, dan Annual Meeting IMF-World Bank.