Founder dan Direktur PolMark, Eep Saefulloh berkesempatan untuk menjabarkan hasil survey tersebut di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Pusat pada Senin (18/12/2017). Eep menunjukkan data-data yang berkaitan dengan perbedaan alasan masyarakat memilih sosok Jokowi dan Prabowo sebagai presiden di Pilpres 2019 nanti.
Dalam hasil survey, Jokowi dinilai sebagai pribadi yang 'merakyat', yakni dengan mendapatkan skor 50 persen di pilihan 'merakyat' sedangkan Prabowo hanya mendapatkan skor 13,1 persen di pilihan yang sama.
Hal tersebut berbanding terbalik ketika Prabowo mendapatkan skor 48 persen di pilihan 'tegas-wibawa', sedangkan Jokowi hanya mendapatkan skor 13,7 persen di pilihan yang sama.
Dalam pilihan 'jujur dan adil', Jokowi unggul dengan skor 13 persen, sedangkan Prabowo hanya mendapatkan 5,2 persen.
Untuk kategori pilihan 'atasi masalah', Jokowi masih tetap unggul dari Prabowo yakni dengan skor 9 persen, sedangkan Prabowo hanya 5,9 persen.
Dalam pilihan 'berwawasan', Prabowo unggul dengan skor 8,9 persen, sedangkan Jokowi hanya mendapatkan skor 6,4 persen.
Secara keseluruhan, Jokowi tetap unggul elektabilitasnya dibandingkan dengan Prabowo. Jokowi mendapatkan skor 50,2 persen, sedangkan Prabowo hanya mendapatkan skor 22 persen.
Eep menyatakan bahwa karakterisasi Jokowi dan Prabowo masih sama dengan yang terbangun di Pilpres 2014 silam. Jokowi sebagai petahana diperkirakan akan mendapatkan lawan yang sangat serius dan menantang jika ada kandidat lain yang muncul dan memiliki dua karakter sekaligus: merakyat dan tegas berwibawa saat memimpin.
Survei oleh PolMark Research Center ini dilakukan pada jangka waktu 13-25 November 2017, dengan melakukan wawancara secara langsung kepada 2.600 responden di seluruh Indonesia yang berusia 17-55 tahun. Metode yang digunakan adalah dengan multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error sebesar 1,9%.