Perjalanan Mencari Korban Lion Air JT610

| 01 Nov 2018 08:49
Perjalanan Mencari Korban Lion Air JT610
Tim Denjaka yang bersama era.id. (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Tim SAR gabungan masih terus mecari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di kawasan perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Di hari ketiga, Rabu (31/10/2018), tim era.id berkesempatan mengikuti Korps Marinir Angkatan Laut melakukan pencarian korban dan bagaian pesawat.

Tim era.id menumpangi perahu sea rider milik pasukan Detasemen Jalamangkara (Denjaka). Perjalan kami dimulai dari Dermaga Baru BKT Marunda, menuju titik koordinat jatuhnya pesawat, waktu tempuh menuju lokasi ini sekitar 30 menit.

Pencarian kali ini menurunkan empat sea rider yang terdiri dari 54 anggota Denjaka, dan satu kapten di setiap sea rider. Pasukan ini dikomandoi Letkol Marinir Sihotang. 

Sesampainya di titik pusat pencarian di Pakis Jaya Karawang, tim tidak langsung melakukan penyelaman ke bawah laut. Sebab, pada saat itu, titik koordinat belum ditemukan. Hampir satu jam sea rider yang kami tumpangi hanya standby di tengah laut menunggu perintah.

Sekitar pukul 10.30 WIB tim diminta untuk berkumpul di kapal induk Basarnas karena Panglima TNI Marsekal Hadi mengunjungi pusat titik pencarian. Komandan tim Denjaka ini mengarahkan seluruh tim untuk merapat ke kapal KR Baruna Jaya I.

Saat sea rider yang kami tumpangi hendak merapat, kami dikagetkan dengan benda mengambang di sekitar kapal. Sekilas, benda itu mirip busa kursi pesawat Lion Air JT 610, namun salah satu tim mengatakan itu adalah potongan tubuh korban.

"Lihat, kamu lihat itu bagian tubuh korban yang mengambang di sana," ucapnya.

 

Setelah merapat dan melakukan koordinasi di KR Baruna Jaya I, sekitar pukul 14.00 WIB, kami kembali melakukan penyisiran. Dari rapat koordinasi tadi, titik koordinat body pesawat dikabarkan sudah diketahui. Body pesawat itu diketahui ada di sejumlah lokasi.

Penyelam Denjaka bersama dengan penyelam Basarnas menyusuri titik koordinat pertama, yaitu radius 500 meter dari kapal KR Baruna Jaya I. Cukup lama proses pencarianya, penyelam turun satu persatu, namun pencarian ini tidak mendapatkan apa pun.

Kemudian, melanjutkan perjalanan ke titik koordinat kedua, komandan tim Denjaka memberikan intruksi kepada timnya untuk tidak berfokus mencari di satu titik. Penyelam diperbolehkan menyusuri titik dengan pantauan kamera bawah laut yang terhubung dengan ponsel komandan.

Titik terang mulai terlihat, setelah hampir seharian mencari dan tak menemukan apa pun, salah satu penyelam Denjaka Serda Marinir Rudi melaporkan melihat puing-puing pesawat di titik koordinat kedua.

Komandan lalu mengumpulkan timnya dan memerintahkan untuk memfokuskan pada titik di mana Serda Marinir Rudi melihat puing pesawat. Puing itu diketahui berada di ke dalaman 30 meter.

Tim penyelam terakhir dari Denjaka yang kembali sekitar pukul 16.00 WIB, mereka membawa sejumlah barang milik korban dan informasi lebih dalam mengenai kondisi di bawah laut. 

 

Letkol Marinir Sihotang menjelaskan, setelah seharian menyusuri titik koordinat penyelam menemukan beberapa bagian pesawat dan jenazah koorban di dasar laut.

"Dari pagi sampai sore hari kami melalukukan pencarian ada hasil. Beberapa penyelam sudah menemukan benda-benda besar yaitu berupa turbin dan body pesawat. Beberapa juga ada mayat tergeletak di bawah," katanya.

Pencarian akan dilanjutkan hari ini, Kamis (1/11/2018) karena tanda-tanda sudah dibuat petanya sehingga turbin dan body pesawat bisa dilakukan pencarian menyeluruh.

Penyelam Sertu Marinir Hendra Syahputra berhasil menemukan sejumlah uang, paspor, dan ATM dengan nama yang berbeda. 

"Ditemukan seperti serpiham ekor (pesawat), badan pesawat, puing itu berkumpul ditempat yang kami temukan tadi. Banyak juga identitas seperti paspor, uang, dan atm di bawah," tutur Sertu Hendra.

"Kami menemukam celana di bawah benda seperti kursi tetapi kami tidak tahu pasti, di sana kami menemukan uang pecahan Rp100 ribu," lanjutnya.

(Ilustrasi/era.id)

Dari hasil pencarian kali ini, ada yang menyita perhatian tim era.id, life jacket terlihat tidak sempat mengembang dan dibagian sudutnya seperti terbakar. 

"Kalau sempat mengembang lampunya di dalam air menyala. Ini lihat bagian bawah seperti terbakar, kalau sempat mengembang korban bisa tercekik," kata Serda Marinir Suprapto.

Pukul 19.30 WIB sebagian anggota tim Denjaka yang melanjutkan pecarian dan menginap di kapal KR Baruna Jaya I, dari empat sea rider hanya dua yang kembali ke Dermaga Marunda.  Setelah selesai, kami bersiap kembali ke darat, perjalanan pulang sedikit lebih lama, pukul 20.03 WIB semua tim berkumpul dan bersiap kembali ke markas.

Rekomendasi