Hurriyet Daily News mengutip artikel Washington Post yang menulis berita berdasarkan informasi dari seorang pejabat Turki. Pejabat anonim itu bilang, setelah Khashoggi tewas, mayatnya dimutilasi. Yang parahnya lagi, jenazah itu dihancurkan dengan cairan asam antara di halaman konsulat Saudi atau sebuah lokasi yang dekat dengan rumah Konsulat Jenderal Saudi.
Makanya, pekan lalu, tim penyelidik Turki bukan cuma mengobok-obok konsulat Saudi di Istanbul. Namun beberapa orang bahkan masuk hingga gorong-gorong sekitaran konsulat untuk mengambil sampel airnya.
Ilustrasi dipersembahkan oleh Mahesa/era.id
Seorang pejabat senior Turki lainnya, masih berbicara kepada Washington Post bilang, ada bukti biologis yang ditemukan di taman konsulat. Ini seperti makin mendukung teori kalau tubuh Khashoggi dibuang di sekitaran itu.
"Tubuh Khashoggi tidak perlu dikubur," ucap pejabat itu.
Khashoggi, kolumnis Washington Post dan seorang pengkritik penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammad bin Salman, tewas di dalam konsulat pada 2 Oktober. Padahal dia datang ke sana untuk mendapatkan dokumen pendukung pernikahannya dengan Hatice Cengiz.
Arab Saudi awalnya menolak kalau Khashoggi tewas di Konsulat. Namun setelah lebih dari dua pekan, akhirnya mereka menjilat ludah sendiri mengaku Khashoggi sudah meninggal. Buntutnya, Saudi menangkap 18 orang. Beberapa pejabat tinggi di kerajaan, yang dekat dengan sang pangeran, juga dipecat.
Putra Mahkota Mohammad bin Salman
Meski Jaksa Agung Saudi, Sheikh Saud al-Mojeb datang ke Istanbul supaya mengetahui proses masalah, Turki pesimistis. Mereka menduga kalau Saudi lebih tertarik untuk mencari tahu bukti apa saja yang sebenarnya dipegang penyelidik Turki terkait kematian Khashoggi.
"Para pejabat Saudi tampaknya terutama tertarik untuk mencari tahu bukti apa yang dimiliki pihak berwenang Turki terhadap para pelaku. Dengan kata lain, kami tidak mendapat kesan bahwa mereka benar-benar ingin bekerja sama dalam penyelidikan," kata pejabat itu.