Seperti dilansir dari BBC, Jumat (2/11/2018), kala itu pangeran menelepon menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner dan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton. Pangeran Salman bilang, Khashoggi sudah menjadi anggota Ikhwanul Muslimin. Di saat yang sama, Pangeran Salman juga mendesak Gedung Putih untuk mempertahankan aliansi AS-Saudi.
Selama dua pekan setelah 2 Oktober, Saudi terus mengaku tak tahu keberadaan Khashoggi. Padahal Khashoggi hilang tak berbekas setelah masuk Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Saudi bilang, Khashoggi sudah keluar konsulat meski belakangan kita tahu sosok yang dimaksud adalah seseorang dari tim pembunuh yang punya postur badan sama.
Arab Saudi sudah membantah laporan yang ditulis oleh Washington Post dan New York Times ini.
Soal tuduhan sebagai anggota Ikhwanul Muslimin ini, jelas langsung dibantah keluarga Khashoggi. Dalam sebuah pernyataannya, pihak keluarga bilang isu ini sudah berulang kali dilempar dan tak sedikit juga mereka menyangkal ini dalam beberapa tahun terakhir.
"Jamal Khashoggi bukan orang yang berbahaya dengan cara apa pun. Untuk mengklaim sebaliknya akan menjadi konyol," kata pernyataan itu.
Mereka juga sudah janji untuk membongkar fakta yang ada. Komitmen yang diragukan banyak orang, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an.
Mohammed bin Salman (Sumber: Instagram/@special_royal)
Temuan di kasus Khashoggi
Kantor Kejaksaan Turki yakin Jamal Khashoggi sudah dimutilasi oleh tim eksekutor. Proses penyiksaan hingga pemotongan Khashoggi dilakukan di Konsulat Saudi di Istanbul. Sebelum mutilasi dilakukan, Khashoggi dicekik terlebih dahulu hingga tewas kehabisan napas. Kejaksaan Turki yakin kalau ini adalah bagian dari yang sudah disusun dengan matang.
Hurriyet Daily News mengutip artikel Washington Post yang menulis berita berdasarkan informasi dari seorang pejabat Turki. Pejabat anonim itu bilang, setelah Khashoggi tewas, mayatnya dimutilasi. Yang parahnya lagi, jenazah itu dihancurkan dengan cairan asam antara di halaman konsulat Saudi atau sebuah lokasi yang dekat dengan rumah Konsulat Jenderal Saudi.
Makanya, pekan lalu, tim penyelidik Turki bukan cuma mengobok-obok konsulat Saudi di Istanbul. Namun beberapa orang bahkan masuk hingga gorong-gorong sekitaran konsulat untuk mengambil sampel airnya.
Jaksa Agung Saudi, Sheikh Saud al-Mojeb sudah datang ke Istanbul untuk tahu lebih dalam soal ini. Namun Turki pesimistis dengan adanya perkembangan penyelidikan. Mereka menduga kalau Saudi lebih tertarik untuk mencari tahu bukti apa saja yang sebenarnya dipegang penyelidik Turki terkait kematian Khashoggi.
"Para pejabat Saudi tampaknya terutama tertarik untuk mencari tahu bukti apa yang dimiliki pihak berwenang Turki terhadap para pelaku. Dengan kata lain, kami tidak mendapat kesan bahwa mereka benar-benar ingin bekerja sama dalam penyelidikan," kata pejabat senior Turki.
Ilustrasi dipersembahkan Mahesa/era.id