Putra Mahkota Saudi Soal Khashoggi: Kejahatan Keji

| 25 Oct 2018 04:23
Putra Mahkota Saudi Soal Khashoggi: Kejahatan Keji
Mohammed bin Salman (Sumber: Instagram/@special_royal)
Jakarta, era.id - Untuk pertama kali setelah pembunuhan Jamal Khashoggi terungkap, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman berbicara kepada publik. Mohammad bin Salman menilai kasus pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan keji.

Pernyataan itu disampaikan pangeran di depan forum investor internasional di Riyadh, Rabu (24/10) kemarin dilansir BBC. Banyak para CEO perusahaan top dunia memilih tak hadir ke forum ini karena kecewa dengan sikap Saudi.

"Dan untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan keji ini, dan mereka akan ditempatkan di depan pengadilan," kata sang pangeran.

Penilaian keji itu disampaikan pangeran di tengah terseretnya orang-orang di sekitar bin Salman sebagai pelaku pembunuh Khashoggi. 18 orang Saudi sudah ditangkap. Lima pejabat tinggi dipecat, termasuk kepala media bin Salman dan wakil kepala dinas intelijen Saudi.

"Ini adalah insiden yang sangat, sangat menyakitkan bagi semua orang Saudi dan juga untuk semua orang di planet ini," tegasnya.

Para pejabat AS yakin, operasi pembunuhan dengan level seperti ini tak mungkin dilakukan tanpa disposisi dari pangeran. Apalagi ada 15 orang yang dikirim khusus dari Riyadh terbang ke Istanbul, Turki.

Selamat jalan Jamal Khashoggi (Ilustrasi dari Mahesa ARK/era.id)

Media Turki Daily Sabah, pada Rabu (17/10) lalu menulis, ada lima tersangka yang teridentifikasi polisi sebagai pelaku pembunuhan Khashoggi. Dan cuma satu pelaku saja yang tak punya hubungan dengan sang putra mahkota. Salah satu tersangka disebut sebagai Maher Abdulaziz Mutreb. Media ternama Amerika Serikat, The New York Times merilis sejumlah foto-foto Maher Abdulaziz Mutreb saat bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman. 

Setelah lebih dari dua minggu terus berkelit, Saudi akhirnya mengakui Jamal Khashoggi sudah mati terbunuh. Namun mereka berdalih tewasnya Khashoggi tidak disengaja. Meski Turki mengaku punya bukti kuat kalau Khashoggi memang sudah direncanakan untuk dihabisi.

Turki tidak setuju dengan anggapan kematian Khashoggi sebagai 'kecelakaan'. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tegas menyebut kematian kolumnis Washintong Post itu masuk kategori pembunuhan terencana yang sadis.

Tangkapan layar dari salah satu artikel New York Times

Rekomendasi