Duka untuk Syachrul Anto, Penyelam Potensi SAR

| 03 Nov 2018 14:13
Duka untuk Syachrul Anto, Penyelam Potensi SAR
Ilustrasi (Pixabay)
Surabaya, era.id - Syachrul Anto (48), relawan penyelam Basarnas dari Indonesia Diver Rescue Team, dimakamkan di rumah duka di Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/11/2018).

Dia adalah salah satu relawan yang mencari korban dan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpiang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

"Saya dikabari tim Basarnas Jumat (2/11) malam bahwa suami saya meninggal dunia dan Sabtu pagi langsung dibawa ke Surabaya," kata istri Syachrul, Liyan Kurniawati (39), dilansir Antara, Sabtu (3/11/2018).

Liyan mengaku tidak tahu detail penyebab kematian suaminya itu. Hanya saja, dia dapat informasi, suaminya meninggal karena mengalami dekompresi saat menyelam.

Dia ingat betul pesan terakhir suaminya. Sang suami sempat memberi kabar bahwa dia akan melakukan penyelaman dua kali pada hari sebelum dia meninggal. 

"Terakhir kontak (Jumat) pagi. Dia bilang katanya dalam sehari akan menyelam dua kali pada pagi sama sore. Dia hanya say hello," ujar Liyan.

Baca Juga : Penyelam Evakuasi Lion Air PK-LQP Meninggal Dunia

Syachrul yang meninggalkan satu istri dan satu anak, yakni Jihan Valensia bukanlah tim dari Basarnas, namun hanya relawan penyelam yang selalu membantu saat ada peristiwa besar. Tak hanya untuk peristiwa jatuhnya pesawat ini, Syachrul juga jadi relawan saat bencana tsunami di Palu, Sulawesi Tenggara beberapa waktu lalu.

"Suami saya bukan tim, suami saya relawan yang kebetulan mempunyai lisensi menyelam dan selalu menawarkan diri kalau ada musibah yang dia bisa bantu, seperti relawan tetap. Waktu kejadian Air Asia dulu dia ikut evakuasi. Di Palu juga ikut bantu," kata Liyan.

Syachrul bekerja di bidang jasa. Sehari-hari, dia berada di Makasar. Meski sibuk, dia selalu ikut menjadi relawan ketika ada peristiwa besar seperti ini.

Liyan juga bercerita tentang Syachrul sebelum ikut dalam tim pencarian korban pesawat Lion Air ini. Dia dan suaminya saat itu berada di Yogyakarta untuk menyelesaikan urusan setelah sempat bersilaturahmi dengan keluarganya di Surabaya.

"Dalam pencarian ini suami saya menggantikan temannya yang berhalangan. Dia memang tidak pernah bilang enggak, apalagi musibah besar dia tidak mungkin menolak. Untuk misi kemanusiaan meski berat dan dilarang tetap berangkat," ucapnya.

Ilustrasi (Pixabay)

Dari Yogyakarta Syachrul berangkat ke Jakarta untuk bertemu sesama relawan asal Makassar. Waktu itu dia tidak membawa peralatan lengkap dan harus meminjam karena alatnya berada di Makassar.

"Memang bapak sudah lama tidak menyelam. Tapi sejak kejadian Air Asia pada tahun 2014 selalu ikut jika ada kejadian," ujarnya.

Syachrul Anto meninggal saat bertugas di perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11) karena penyakit yang dapat mempengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh atau dekompresi.

Gugurnya Syachrul menjadi duka yang dalam bagi Basarnas. Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi juga mengucapkan duka citanya atas peristiwa ini.

"Sebagai Kabasarnas, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan dari personil Indonesia Diving Rescue Tim. Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada almarhum yang memiliki kapasitas dan kualitas, senior, dan memiliki jam terbang yang tin?gi sebagai relawan yang penuh dedikasi. Namun, jika Tuhan menghendaki hal lain, kita tidak dapat melawannya," kata Syaugi di posko evakuasi, JICT 2, Tanjung Prio, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

Tak hanya itu, ucapan duka cita juga disampaikan di media sosial Basarnas dengan doa agar seluruh dosa Syachrul diampuni dan amal ibadahnya jadi modal menuju surga.

 

Rekomendasi