Kombes Pol Edy Purnomo, Kepala Laboratorium Forensik RS Polri, menjelaskan, 32 kantong jenazah yang terakhir diterima masih diidentifikasi, berbarengan dengan 105 kantong jenazah sebelumnya.
"Postmortem sampai semalam jam 23.00 WIB hingga hari ini, kami sudah menerima 137 kantong jenazah. Yang terakhir ini kami terima 32 kantong jenazah dan sedang kita lakukan pemeriksaan. Semoga, hasilnya ada yang teridentifikasi hari ini," kata Edy dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).
Edy juga menjelaskan, data antemortem yang dilaporkan oleh keluarga kini mencapai 212 laporan. Sementara untuk posko Tim DVI di Provinsi Bangka Belitung, telah tercatat 43 laporan antemortem. Dari jumlah tersebut, data yang telah diverifikasi mencapai 189 laporan.
Sedangkan untuk pendampingan psikologi sosial dari Mabes Polri untuk pihak keluarga, tercatat ada 126 orang yang telah diberikan pendampingan. Edy juga menjelaskan, hingga saat ini belum ada jenazah penumpang yang ditemukan dalam keadaan utuh.
Nantinya, jika ada bagian tubuh yang ternyata milik jenazah penumpang yang sudah teridentifikasi lebih dulu dan telah diambil oleh keluarga, maka pihaknya akan kembali menghubungi keluarga penumpang.
"Kami dari pihak rumah sakit mencatat nomor telepon keluarga yang sudah menerima jenazah. Nanti, apabila ada bodypart tambahan, maka keluarga akan kami telepon. Kemudian, tergantung keputusan keluarga, apakah mau diambil atau nanti mau dimakamkan, dititipkan di Rumah Sakit Polri untuk penanganan lebih lanjut. Itu keputusan keluarga," jelas Edy.
"Tapi kewajiban kami adalah memberitahukan keluarga bahwa telah teridentifikasi lagi satu bodypart atas nama keluarga yang sudah diambil," tambahnya.
Sejauh ini, sudah ada 14 jenazah penumpang yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Mabes Polri. Adapun 14 jenazah penumpang pesawat Lion Air JT610 yang berhasil diidentifikasi itu: Jannatun Cintya Dewi, Candra Kirana, Munni, Hizkia Jorry Saroinsong. Kemudian, tiga orang lainnya yaitu Endang Sri Bagusnita, Wahyu Susilo, dan Fauzan Azima.
Sementara tujuh korban lain yang berhasil diidentifikasi adalah Rohmanir Pandi Sagala, Dodi Junaidi, Muhammad Nasir, Janry Efriyanto Sianturi, Harwinoko, dan Verian.