Prasetio bilang, target tersebut dipertimbangkan berdasarkan perolehan suara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat pada Pilkada Jakarta 2017 lalu.
"Kita sekarang saya ditunjuk lagi sebagai ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf. Target kita ya enggak muluk -muluk lah. Kemarin kita posisi di Pilkada 42 sekian persen. Kita bisa menargetkan Pak Jokowi-Ma'ruf di atas 60 persen," ujar Prasetio di Hotel Grand Paragon, Gajah Mada, Jakarta Barat, Jumat (23/11/2018).
Meski jagoannya (Ahok-Djarot) kalah pada Pilkada Jakarta 2017, Prasetio menganggap hal itu tidak berdampak pada perolahan suara Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Menurutnya, masyarakat sudah bisa menilai perbedaan masalah yang dihadapi Jokowi dan Ahok pada kontestasi politik masing-masing.
"Beda lho masalah Jokowi dengan Ahok. Saya yang sosialisasi ke bawah, tidak ada hubungannya. Memang ada yang mencoba, tapi setelah dijelaskan ke masyarakat, mereka mengerti. Saya rasa masyarakat bersentimen positif terhadap Pak Jokowi," ucap dia.
Masyarakat pun, lanjut Prasetio, sudah bisa merasakan bagaimana hasil garapan Jokowi terhadap Ibu kota yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI pada 2012 lalu. Ini yang nantinya akan jadi nilai jual dalam pemilu nanti.
"Masyarakat sudah bisa merasakan bagaimana tangan Pak Jokowi sebagai gubernur, bagaimana saat jadi presiden. Jakarta sekarang sudah banyak perkembangan, infrastruktur sudah terkoneksi seluruh Indonesia. Mereka sudah punya pilihan, tinggal kita bagaimana menyosialisasi di Jakarta ini untuk kemenangan Jokowi-Maruf," kata Ketua DPRD DKI Jakarta ini.