"Besar kemungkinan algoritma penggunaan media daring sudah dipetakan oleh para pengiklan rokok," kata Lestari dalam Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau" di Jakarta, Rabu (29/11).
Lestari mengatakan perusahaan rokok sudah masif beriklan di media daring yang kerap diakses anak dan remaja, yaitu Youtube, Instagram dan portal berita. Menurut survei yang dilakukan LSPR, anak-anak dan remaja bisa lebih dari 12 jam mengakses Instagram, Youtube dan permainan daring.
Selain di tiga media daring tersebut, iklan rokok juga ditemukan di media-media daring lain yang banyak diakses anak-anak dan remaja.
"Paparan iklan rokok di Youtube mencapai 80,3 persen, kemudian portal berita 58,4 persen, Instagram 57,2 persen dan permainan daring 36,4 persen," jelasnya.
Meskipun masih diperlukan studi dan pemantauan lebih mendalam tentang iklan rokok di media daring secara keseluruhan, Lestari menyatakan terpaan iklan rokok di media daring memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap merokok anak dan remaja hingga 31,8 persen.
"Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau" diadakan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Jakarta berdasarkan 10 penelitian terpilih dari Jaringan Penelitian Pengendalian Tembakau Indonesia (ITCRN) angkatan II.
ITCRN merupakan kerja sama Lembaga Demografi Universitas Indonesia dengan John Hopkins Bloomberg School of Public Health.