Pasokan BBG Langka, Sopir Bajaj Demo Pemprov Jakarta

| 30 Nov 2018 12:46
Pasokan BBG Langka, Sopir Bajaj Demo Pemprov Jakarta
Aksi demo sopir bajaj di Balai Kota Jakarta. (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Siang ini, sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan dijejeri oleh bajaj. Sejumlah sopir bajaj yang tergabung dalam Komunitas Bajaj DKI Jakarta (KBDJ) mengelar aksi di depan Balai Kota DKI Jakarta.

Aksi dimulai pukul 9.45 WIB. Di tengah penyampaian orasi, perwakilan dari mereka dipersilakan masuk ke Balai Kota DKI untuk berdiskusi yang diterima langsung oleh Dishub DKI.

Mereka mengeluhkan pasokan bahan bakar gas (BBG) yang dinilai sangat terbatas. Ketua KBDJ Nasikin mengungkapkan, kelangkaan itu terjadi sejak beberapa minggu terakhir.

"Semua SPBG tutup. Alasannya rusak. Jadi menumpuk. Kalau mau isi bahan bakar antre berjam-jam," kata Nasikin saat ditemui di lokasi, Jumat (30/11/2018).

Dampak dari kelangkaan bahan bakar gas karena tutupnya banyak SPBG, diakui Nasiki, berdampak pada terganggunya aktivitas mereka dalam mencari nafkah mengandalkan bajajnya.

Tuntutan yang diutarakan adalah memperbanyak stasiun pengisian (SPBG) di wilayah DKI Jakarta. Kedua, menyediakan suplai gas untuk angkutan bajaj BBG. Ketiga, Pemprov DKI Jakarta harus memberikan subsidi seperti yang diterapkan pada bus kecil dan Jak Lingko.

"Pemprov DKI jawabannya juga remang-remang, karena ini kewenangannya kementerian. Tapi dia mau usaha. Jawaban mereka, hari ini akan dibuka secepatnya," ucap dia.

Nasikin bilang, komunitasnya akan menunggu kepastian pasokan bahan bakar selama satu minggu. Jika mereka masih sulit mendapatkan bahan bakar gas untuk bajajnya, mereka akan kembali mendatangi Balai Kota.

"Kalau sampai tujuh hari tuntutan kami tidak dilaksanakan, kami akan hadir lagi dsn membawa massa yang lebih banyak, mungkin akan sampai 5.000 orang," tutur dia.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Widjatmoko. (Diah/era.id)

Menjawab hal itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Widjatmoko mengakui memang terdapat kelangkaan bahan bakar gas di beberapa titik SPBG, seperti di Monas, Perintis Kemerdekaan, Tugas, dan beberapa titik di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

"Ini menyulitkan mereka karena operasional jangkauan terhadap lokasi SPBG butuh waktu dan tentunya menjadi beban tambahan untuk mereka," kata Sigit.

Sigit bilang, pihaknya akan bersurat ke Pertamina untuk berkoordinasi dan melakukan rapat untuk menyelesaikan tuntutan para pendemo.

"Yang kami kerjakan dalam singkat artinya hari ini adalah penempatan petugas. Dishub akan menempatkan petugas di setiap SPBG dengan dua tujuan," ungkap dia.

"Yang pertama membantu pengaturan lalu lintas karena tadi infonya menanti sampai selama enam jam, nah kami atur supaya tidak menimbulkan dampak kemacetan selain juga yang kedua fungsi petugas melaksanakan pemantauan apakah SPBG tersbeut melakukan operasi atau tidak," tambah Sigit.

Rekomendasi