Kebanyakan partai politik yang datang, diwakili oleh sekjen partai. Di antaranya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
Dalam kesempatan itu, ada momen menarik. Kala itu, Hasto dan Hinca saat itu tampak berbincang dan merangkul satu sama lain. Kemudian mereka tertawa akrab dan Hasto mengajak Hinca untuk berpose bersama di depan awak media yang tengah mengabadikan momen tersebut.
Tak disangka, Hinca langsung mengangkat jempolnya persis seperti salam jempol yang menjadi salam khas dari paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kejadian tersebut terjadi sebelum konferensi pers terkait penandatangan pakta integritas ini.
"Haha.. Enggak ada apa-apa tetap adem, kita kan berteman," kata Hinca sambil tertawa usai di foto oleh pewarta di Hotel Bidakara, Selasa (4/12/2018).
Di masa kampanye ini, mengacungkan jempol dimaknai memberikan dukungan pada pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Pasangan yang didukung sembilan partai ini pun mempopulerkan salam jempol di internal mereka.
Sementara, posisi Partai Demokrat saat ini bergabung dengan Koalisi Indonesia Adil Makmur yang merupakan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jokowi menghadiri acara Rakernas acara Rakernas Tim Kampanye Nasional dan Daerah Joko Widodo-Ma'ruf Amin. (Foto: Istimewa)
Baca Juga : Salam Baru Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin
Sikap Partai Demokrat di Pemilu 2019
Pemilu 2019 ini, Partai Demokrat bersama Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Berkarya memberikan dukungan kepada pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, beberapa bulan belakangan, kubu Partai Demokrat tak kompak dengan koalisi tersebut.
Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengakui, ada kadernya yang mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Kita sudah sangat mengetahui, survei internal Partai Demokrat menyatakan memang mayoritas memilih Pak Prabowo, tetapi ada juga yang sesuai dengan cultural wilayah setempat itu memilih Pak Jokowi," tutur Ibas usai memberikan Pembekalan Caleg DPR RI Partai Demokrat beberapa waktu yang lalu di Hotel Sultan, Jakarta.
Partai Demokrat, kata dia, tidak memberikan hukuman atas sikap kadernya itu. Ibas bilang, Partai Demokrat adalah partai yang demokratis dan memberikan kebebasan kepada kadernya untuk menentukan pilihan.
Partai Demokrat berselisih dengan Prabowo-Sandiaga
Beberapa waktu yang lalu Partai Demokrat dan Partai Gerindra sempat berselisih paham. Partai Gerindra menuding menuding Partai Demokrat tak serius memenangkan pasangan nomor urut 02. Bahkan, secara khusus, partai berlambang garuda itu mempertanyakan keseriusan Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono dalam membantu pemenangan Prabowo-Sandiaga lewat kampanye.
Tak terima dituding, Demokrat memberikan klarifikasinya danmengatakan, Sandiaga Uno-lah yang tak punya itikad baik untuk berbicara dengan partai ini.
Wasekjen Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menilai justru cawapres Sandiaga-lah yang terlampau banyak berjanji di depan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sekjen Partai Gerindra memberikan informasi yang tidak utuh, tendensius dan menyesatkan publik serta berusaha menyeret Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat pada persoalan yang tidak produktif," ujar Putu Rabu (14/11).
Baca Juga : Demokrat Harap Ada Koordinasi dalam Koalisi Prabowo-Sandi
Agus Yudhoyono-SBY bersama Prabowo-Sandiaga (Foto: Twitter @hincapandjaitan)
Kata Putu, bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta itu justru menjanjikan banyak hal hadapan SBY dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Namun, janji tersebut belum terealisasi.
Putu juga menilai, setelah pertemuan antara Sandiaga dan Agus Yudhoyono di kediaman SBY yang ada di Mega Kuningan, mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu dianggap tak punya itikad baik untuk memulai komunikasi dengan Agus.
Padahal, Agus serius membantu tim pemenangan Prabowo-Sandi. Buktinya Agus masuk dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) sebagai anggota dewan pembina.
"Pertanyaan terbesar kami, seberapa serius Mas Sandiaga Uno berjuang untuk menang? Ketika duduk bersama antara para Anggota Dewan Pembina saja tidak pernah dilakukan, sehingga tidak jelas siapa akan berbuat apa," terangnya.
Baca Juga : Demokrat Tetap Bersama Prabowo Meski Banyak yang 'Belok'
Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nasidik kemudian menyebut ada komitmen di antara dua pimpinan partai, baik Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Komitmen ini yang membuat SBY bakal turun kampanye pada bulan Maret nanti.
"Ada komitmen di antara dua pimpinan partai. Komitmen itu perlu dihargai dan dipenuhi oleh masing-masing pihak. Itulah dasar yang membuat saya yakin Pak SBY dan AHY akan turun berkampanye bagi Prabowo-Sandi," katanya, saat dikonfirmasi, di Jakarta, Senin (19/11/2018).
Rachland menjelaskan, bulan Maret dipilih ketua umumnya untuk turun bersama ketua komando satuan tugas bersama Agus Yudhoyono. Berdasarkan perhitungan internal, waktu ini adalah yang paling tepat untuk memenangkan Pileg dan Pilpres 2019 yang pencoblosannya bakal digelar pada 17 April 2019
"Kenapa Maret? Karena saat ini kami sedang fokus memperjuangkan kader kami sendiri untuk memenangi pileg," jelasnya.
Baca Juga : SBY Fokus Menangkan Demokrat Dulu, Baru Prabowo