"Akar masalah utama dari aksi kekerasan bersenjata oleh kelompok-kelompok ini terutama karena memang masalah pembangunan, masalah kesejahteraan," kata Tito usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta dilansir Antara, Rabu (5/12/2018).
Menurut Tito, pembangunan infrastruktur yang agak terlambat karena geografis yang sulit diduga memicu kelompok-kelompok yang tidak sabar untuk menampilkan eksistensi mereka.
Kendati demikian, pemerintah saat ini terus melakukan pembukaan akses jalan Trans Papua sepanjang 4.600 kilometer.
Presiden Jokowi, ujar Tito, tetap mendorong pembangunan dengan memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Zeni TNI untuk membangun jalan.
"Mereka menunggu pembangunan ini. Ini yang membuka akses kepada mereka. Tapi ya kelompok-kelompok ini seringkali mereka tidak sabar, menunjukkan eksistensi," ujar Tito.
Kendala yang terjadi dalam proses pembangunan yakni kondisi geografis yang berat sehingga pekerjaan pembangunan jalan terhambat.
Tito mengatakan insiden gangguan bersenjata dahulunya kerap terjadi di kawasan Papua Barat. Namun, karena pembangunan telah berjalan baik, maka gangguan keamanan tidak terjadi lagi.
Kapolri menjelaskan informasi sementara terdapat 19 pekerja pembangun jembatan Distrik Yall, Kabupaten Nduga tewas karena diserang kelompok kriminal bersenjata. Selain itu, satu personel TNI juga gugur ketika Pos TNI di Mbua diserang oleh KKB.
Informasi ini sekaligus meluruskan jumlah korban yang simpang siur belakangan ini. Sebab, ada informasi yang menyatakan korban serangan KKB ini mencapai 31 orang.