Pemerintahaan Shutdown, Trump Sendirian di Gedung Putih

| 26 Dec 2018 08:43
Pemerintahaan <i>Shutdown</i>, Trump Sendirian di Gedung Putih
Presiden Donald Trump (Twitter @realdonaldtrump)
Jakarta, era.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menutup sebagian pemerintahannya (shutdown) sejak Sabtu (21/12) lalu. Penutupan dilakukan karena permintaannya untuk pendanaan Tembok Perbatasan AS-Meksiko sebesar 5  miliar dolar AS (sekitar Rp72,8 triliun) tidak disetujui Kongres.

Dilansir dari Washington Post, Selasa (25/12), penutupan parsial ini dilakukan setelah keinginan Trump untuk membangun tembok ditentang keras oleh senator dari Demokrat.

Trump mengatakan penutupan beberapa bagian penting dari pemerintah federal bisa dilakukan dalam waktu yang sangat lama. Dia berusaha menyalahkan Demokrat atas hal tersebut.

"Kami akan melakukan penutupan. Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu karena kita membutuhkan Demokrat untuk memberikan suara kepada kita, " kata Trump dalam sebuah video yang di-posting ke akun Twitter-nya sekitar dua jam sebelum batas waktu tengah malam untuk mengesahkan RUU pengeluaran.

"Penutupan ini semoga tidak akan berlangsung lama," ucapnya seperti dikutip era.id.

 

Nyatanya setelah beberapa hari pemerintahan AS menutupan layanan atau shutdown. Trump malah mengeluh kesepian, karena berada sendirian di Gedung Putih.

Melalui akun Twitter pribadinya, Trump menyalahkan Partai Demokrat yang telah menyebabkan terjadinya shutdown secara parsial pada pemerintahan AS.

"Saya sendirian di Gedung Putih, menunggu Demokrat untuk kembali dan menyetujui Tembok Perbatasan yang sangat dibutuhkan," tulis Trump dalam twitnya, Selasa (25/12) malam.

"Pada satu titik penolakan dari Demokrat akan membawa dampak kerugian pada Negara lebih banyak dari pada dana yang dibutuhkan untuk Tembok Perbatasan. Sungguh gila!" tambahnya.

 

Ditutupnya pelayanan pemerintahan AS dikhawatirkan akan berlangsung hingga malam pergantian tahun. Kepala Staf Gedung Putih, Mick Mulvaney memprediksi shutdown akan berlangsung hingga melewati 28 Desember.

"Jika itu terjadi, tidak menutup kemungkinan shutdown akan berlangsung saat masa jabatan baru Kongres dimulai pada 3 Januari," kata Mulvaney kepada ABC.

Akibat terjadinya shutdown, para pegawai di sembilan dari 15 departemen dan badan negara, termasuk Departemen Luar Negeri dan Departemen Kehakiman tak mendapat bayaran selama masa penutupan layanan. Ratusan ribu pegawai negeri AS pun terpaksa dirumahkan atau bekerja tanpa bayaran.

Ini menjadi shutdown ketiga yang terjadi di AS sepanjang pemerintahan Trump. Shutdown pertama terjadi pada Januari lalu, tepat setahun setelah dia menjabat.

Rekomendasi