Arief bilang, jika Andi ingin mengingatkan dan meminta KPU untuk mengecek dugaan surat suara yang disabotase itu, sebaiknya langsung datang ke kantor lembaga penyelenggara pemilu, bukan dengan mengunggah tulisan di media sosial, seperti Twitter.
"Kalau mau mengingatkan KPU jangan melalui media sosial yang terbuka, yang terkesan seolah ini tidak jelas mau ditunjukan pada siapa," ujar Arief di Bareskrim Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).
Padahal, Arief menyebut, pihaknya akan merespons dengan terbuka jika ada yang ingin memberikan catata dan meminta penindakan terkait dengan kepemiluan.
"Dalam setiap pekerjaan, KPU harus mampu mempertanggung jawabkan, setiap kali serangan berita bohong itu kami selalu jawab dengan fakta dan data," ungkap dia.
Memang baru kali ini KPU seperti sudah jengah dengan melaporkan kasus kepada kepolisian setelah sebelumnya sempat diserang isu seperti kerawanan kotak suara dan daftar pemilih siluman. Arief bilang, laporan ini merupakan hoaks yang berlebihan.
"Kali ini kami menganggap isu yang sekarang sangat luar biasa berlebihan, maka kami merasa tidak cukup hanya menjawab dengan fakta dan data. Tapi kami merasa perlu ini dilaporkan," ungkap dia.
Maka, Arief bilang pelaporannya ini dilakukan agar tidak ada kejadian-kejadian seperti ini terulang di masa mendatang.
"Kami berharap, dengan adanya laporan ke Bareskrim, kami bisa mengetahui siapa dalang dari kasus ini dan dia bisa ditindak sesuai aturan berlaku," ucapnya.
Sebelumnya, kabar hoaks ini mulai beredar dari rekaman suara dari seseorang yang tak dikenal yang menuturkan ada jutaan surat suara dalam truk yang telah dicoblos ke salah satu pasangan calon.
"Ini sekarang ada 7 kontainer di tj priok sekarang lagi geger. Marinir sudah turun, dibuka satu (kontainer). Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1. Dicoblos jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke Gerindra pusat. Ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso, pasti marah kalau beliau. Ya, langsung cek ke sana ya," tutur suara dalam rekaman yang diterima era.id.
Kabar kontainer surat suara yang sudah tercoblos makin ramai beredar sejak disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief lewat akun Twitternya.
Melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief__, Andi mencuit "mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar".