Sebar Hoaks Bukti Andi Arief 'Kurang Nalar'

| 03 Jan 2019 22:39
Sebar Hoaks Bukti Andi Arief 'Kurang Nalar'
Politikus Partai Demokrat Andi Arief. (Foto: Twitter @AndiArief__)
Jakarta, era.id - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Ramond Dony Adam memandang penyebaran hoaks yang dilakukan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief soal adanya tujuh kontainer kertas suara yang telah tercoblos sebagai bukti bahwa Andi Arief tak memiliki nalar yang cukup.

Bukan apa-apa, menurut Ramond, orang yang bernalar tak akan menyebarkan informasi ke tengah publik tanpa mencernanya terlebih dahulu. 

“Sebagai seorang politisi, Andi Arief ketika menerima informasi seharusnya mencernanya terlebih dahulu. Masuk akal atau tidak. Kalau masuk akal, baru coba diklarifikasi benar atau tidak. Bukannya main lempar hoaks seperti itu,” kata Dony di Jakarta, Kamis (3/1/2019).

Dony mengatakan, seharusnya sebagai seorang politisi, Andi Arief mengetahui informasi bahwa surat suara Pemilu 2019 belum dicetak. Sehingga ketika menerima informasi ada tujuh kontainer kertas suara yang sudah tercoblos, dia seharusnya bisa memastikan hal tersebut bukanlah fakta alias hoaks.

“Harusnya kan dia mikir. Surat suara yang asli saja belum dicetak, kok bisa ada kabar palsunya? Tujuh kontainer pula. Kalau Andi Arief memiliki nalar yang sehat, dia tidak mungkin seperti itu. Sepertinya dia sedang lemah otak,” kata Dony.

Caleg DPR-RI dari Dapil Aceh I ini juga menduga Andi Arief lemah otak karena sedang frustrasi melihat elektabilitas Partai Demokrat sedang terpuruk sekarang ini. Terlebih, elektabilitas Prabowo, capres yang pernah diumpat ‘jenderal kardus’ oleh Andi Arief, juga terbilang stagnan.

“Jadi karena elektabilitas Demokrat dan Prabowo tak sesuai harapan, Andi Arief pakai jurus mabuk saja untuk mengacaukan situasi. Sepertinya dia juga berharap pemilu ditunda karena jagoannya jauh dari peluang menang,” ujarnya.

Lebih dari itu, Dony mengajak masyarakat untuk semakin berhati-hati dalam mencerna informasi yang sengaja dikreasi untuk memperkeruh situasi menjelang pemungutan suara pemilu.

“Mari bangun politik yang berkeadaban dengan penuh kegembiraan, jangan malah ciptakan politik dengan jurus mabuk dan cara-cara gila,” tegasnya.

Rekomendasi