Diberitakan media Palestina, Wafa News Agency, permohonan pengunduran Hamdallah dari jabatannya, telah diterima oleh Presiden Mahmoud Abbas.
"Presiden Abbas telah menerima pengunduran diri itu, tapi beliau meminta agar pemerintahan tetap melanjutkan urusan mereka sampai pemerintahan baru terbentuk," seperti dilansir dari Aljazeera, usai digelarnya rapat kabinet Palestina, Rabu (30/1/2019).
Pengunduran diri Hamdallah ini diajukan di tengah rumor yang menyebut bahwa Presiden Abbas berniat membentuk pemerintahan baru, dalam langkah yang dipandang sebagai upaya mengisolasi Hamas yang merupakan rival politiknya. Hamdallah sebelumnya mengakui dirinya telah menawarkan diri untuk mundur.
Kendati demikian, belum jelas tujuan Abbas membentuk pemerintahan baru. Sejumlah analis menduga Abbas berkeinginan menekan rival politik mereka di Gaza, Partai Hamas.
Dengan mengganti pemerintahan, Abbas diduga akan memperkuat kekuatan politiknya di Palestina. Hingga saat ini, seluruh keputusan politik dan kebijakan luar negeri Palestina diatur oleh Abbas dan kelompok politik pendukungnya, Fatah.
Perpolitikan Palestina bisa disebut lumpuh sejak tahun 2007, saat Hamas mengambil alih kendali atas Gaza dari pasukan Abbas dalam konflik yang mengarah para perang sipil. Sejak saat itu pemerintahan Abbas hanya memiliki kekuasaan terbatas di Tepi Barat saja, sedangkan Hamas menguasai Gaza.