Di Makassar, Senin (4/2/2019), Nasir mengatakan, beberapa lokasi uji coba itu masing-masing berada di perguruan tinggi di Yogyakarta, Manado (Sulut), Gorontalo, Pontianak, Banjarmasin (Kalsel) dan Banda Aceh.
"Jadi pada tanggal 2 Februari 2019 di Yogyakarta, sistem pembelajaran yang baru dimulai yakni kuliah online atau e-learning," katanya.
Dengan sistem perkuliahan daring ini, kata dia, maka mahasiswa tidak harus datang ke kota (kuliah di kampus), tidak harus kos, termasuk tidak harus meninggalkan pekerjaan namun tetap bisa menjalankan aktivitas perkuliahan.
Ia menjelaskan, sistem kuliah online seperti itu bukan hal yang baru di dunia. Sebab telah banyak Universitas kelas dunia yang menerapkan, di antaranya The Ohio State University (USA), University of Oregon (USA), dan Kings College London (Inggris).
Untuk itu, pihaknya mengaku optimistis apa yang dilakukan dapat memberikan efek yang positif khususnya dalam meningkatkan potensi dunia pendidikan di Tanah Air.
Menristekdikti juga percaya mahasiswa Indonesia sudah tidak asing dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat belakangan ini. Hal itu dinilai akan membuat mahasiswa lebih paham dan mengerti penggunaan e-learning atau sistem kuliah daring.
"Jika itu berjalan maka kedepan satu dosen 1.000 mahasiswa harus kita wujudkan. Negera-negara maju telah menjalankan itu," ujarnya.