Mensyukuri Pertumbuhan Ekonomi

| 07 Feb 2019 16:37
Mensyukuri Pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 mencapai 5,17 persen, atau tertinggi sejak 2014. Selain itu, inflasi 3,13 persen juga tercatat sebagai tren positif perekonomian. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat untuk mensyukuri capaian tersebut.

Jokowi bilang, angka tersebut adalah capaian yang baik jika dibandingkan dengan negara lain. "Ya patut kita syukuri, Alhamdulillah," kata Jokowi usai menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2019 di Kawasan Kemayoran Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Kata Jokowi, dibandingkan negara-negara G20, capaian Indonesia termasuk tinggi. Dengan capaian tersebut, Indonesia sudah termasuk dalam deretan negara G20 dengan capaian PDB melebihi 1 Triliun dolar AS.

"Kita jangan kufur nikmat, kalau diberi kenikmatan pertumbuhan ekonomi yang di atas lima persen, inflasinya 3,13 persen, harus disyukuri karena ekonomi dunia juga masih pada posisi yang tidak baik yang tidak menguntungkan kita."

Berangkat dari capaian ini, Jokowi berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019 akan lebih tinggi. Sebab, ia percaya, angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia akan berdampak signifikan pada ekspor dan investasi.

"Kita terus mendorong ekspor sebanyak-banyaknya sekaligus mengurangi impor, juga mendorong ada barang-barang substitusi impor dengan diproduksi di dalam negeri. Sementara terkait investasi, kita terus memperbaiki dan menyederhanakan perizinan-perizinan yang ada di pusat maupun di daerah.

Di tengah kondisi ekonomi global

Dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (6/2), Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen merupakan pencapaian yang baik di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global.

"Di tengah tekanan ekonomi global seperti kenaikan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve, mulainya perang dagang, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa 5,17 persen. Kita memang bukan the best, tapi pencapaian kita tetap baik," kata Suhariyanto.

Jika merujuk pencapaian pada kuartal IV 2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen. Melihat data BPS sejak 2014, ekonomi Indonesia bertumbuh paling tinggi pada 2018.

Pada 2014, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 5,01 persen, kemudian melambat ke 4,88 persen pada 2015. Selanjutnya, ekonomi Indonesia naik kembali ke 5,03 persen pada 2016 dan merangkak lebih baik menjadi 5,07 persen pada 2017.

"Kita perlu melihat tekanan-tekanan yang timbul dan tidak bisa diduga seperti dari eksternal. Memang pertumbuhan tahun ini tidak seperti target dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)," ujar dia.

Pada APBN 2018, Indonesia mencanangkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. Meski begitu, BPS turut mencatat, pada 2018 pertumbuhan impor melewati kinerja ekspor.

Rekomendasi